Pixel Code jatimnow.com

Mengenal Koguri, Komunitas Pecinta Gundam Kediri yang Banyak Diikuti Bapak-bapak

Editor : Yanuar D  
Aktivitas komunitas Koguri. (Foto: Rizky for jatimnow.com)
Aktivitas komunitas Koguri. (Foto: Rizky for jatimnow.com)

jatimnow.com - Sebuah komunitas pecinta Gundam dan action figur lahir di Kediri. Yang menarik, hobi mainan robot plastik ini banyak diikuti bapak-bapak yang ingin membangkitkan kenangan masa kecilnya.

Lebih dari itu, mereka juga belajar tentang kreatifitas dengan cara merakit dan fotografi.

Berbagai macam model Gundam dan figur aksi terpampang di atas meja salah satu kafe di Kelurahan Betet, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Karakter robot anime berbagai ukuran dan modifikasi itu milik anggota Koguri, Komunitas Gundam Kediri.

Mereka tampak ngobrol santai dan diskusi sembari melihat mainan dari waralaba asal Jepang tersebut. Sesekali tangannya aktif merangkai robot-robot tersebht.

“Ada banyak macam-macam mainan gundam dan figur aksi, mulai ukuran kecil hingga besar,” kata Wahyu Ardhana Putra, membuka obrolan tentang komunitas ini, akhir pekan lalu.

Sebagai pengingat, Gundam merupakan robot yang tayang di anime serial televisi, populer beberapa tahun silam. Lalu oleh perusahaan mainan dijadikan model kit Gundam Plastik (Gunpal) agar penggemar bisa memiliki figur aksi yang disenangi.

Sejak masa kecilnya, dia mengaku suka melihat anime tersebut dan tertarik karena desainnya yang bermacam-macam. Menurutnya, jiwa laki-laki selalu memiliki ketertarikan pada mainan.

“Ada beberapa seri tentang Gundam, walaupun itu kurang populer, kalau desainnya bagus saya sangat suka sekali,” ujarnya.

Tidak sekadar membeli, dirakit, dan pajangan saja. Wahyu dan anggota lain memiliki jenis kreativitas masing-masing mulai dari modifikasi, custom Gundam, membuat diorama, hingga fotografi figur aksi anime.

“Bagaimana pun laki-laki itu tetap anak kecil dalam jiwanya. Kadang ini (Gundam) buat kenangan karena dulu tidak bisa beli, sekarang bisa membelinya,” jelasnya.

Bagi lelaki berusia 36 tahun itu, modifikasi Gundam tidak bisa dikatakan mudah.

Karena ada rintangan atau risiko yang harus dihadapinya saat proses pemotongan part dengan gergaji, melekatkan dengan lem, hingga pengecatan.

Warga Kelurahan Setono Pande, Kecamatan Kota, Kota Kediri ini mengatakan, jika hasilnya tidak sesuai atau terjadi kerusakan yang tidak bisa diperbaiki bisa membuat putus asa. Karena uang yang dikeluarkan untuk membeli model tersebut terasa sia-sia.

“Jadi kembali pada diri kita, targetnya itu untuk apa. Misalnya target masuk kejuaraan, walaupun tidak masuk minimal puas lah melihat hasil karya kita dan otomatis bisa melihat kekurangannya seperti apa,” terangnya.

Baca juga:
SKIP, Komunitas Pecinta Mobil Kijang Dibentuk di Ponorogo

Saat ini, bapak dua anak itu lebih fokus ke dunia fotografi Gundam. Ilmunya pun ia dapatkan secara otodidak dan berbagi dengan sesama teman.

Danang juga tetap belajar dari orang lain tentang masalah sudut kamera dan posenya yang baik supaya hasilnya bagus.

“Melihat custom jadi itu senang sih, karena sudah sesuai kepuasan dan kreasi sendiri. Meski tidak bagus, tetapi itu hasil karya saya,” tambahnya.

Kepuasan itu juga dirasakan oleh Danang jika modifikasi aksi figurnya bisa sesuai dengan apa yang diinginkan. Berdasarkan pengalamannya, proses custom Gundam dan mainan figur aksi cukup menguras otak.

Dia harus mencari di Google, media sosial facebook, hingga melihat dan berdiskusi atau sharing dengan teman komunitasnya. Dari situ, dia belajar teknik custom terus-menerus dalam berkarya.

“Kalau sulit mungkin lebih menerapkan part (bagian) ini ke bagian lain biar cocok, kadang kita salah pilih cat akhirnya bisa pecah. Logam sama pengaitnya beda, setiap seri juga beda sampai proses gergaji juga” bebernya.

“Prosesnya juga bisa buat saya pusing. Ketika sudah deal bentuknya, ternyata diimplementasikan pengecatan ternyata keras dan pecah. Cari bagian yang serupa pun sulit,” ungkapnya.

Baca juga:
KPJ Surabaya Bagikan Takjil bareng Seduluran Abdi DaleM Eyang Joko Dolog

Selain untuk kepuasan sendiri, Gumpla custom karyanya itu rupanya memiliki manfaat ekonomi saat ada keperluan mendesak.

Dia sempat dihadapkan dengan situasi ekonomi yang sulit, sehingga harus rela menjual koleksi kesayangan itu demi kebutuhan rumah tangga.

Danang mengaku, pernah menjual mainan anime tersebut untuk biaya lahir anak kedua dan biaya anak sekolah.

“Setidaknya bisa buat dana darurat untuk dicairkan,” kenangnya.

Dalam komunitas itu, anggotanya beragam, wiraswasta, polisi, dokter hewan, hingga pegawai bank. Pelajar dan mahasiswa juga ada. Namun, komunitas ini sempat vakum hampir tiga tahun karena Covid-19 dan mulai kumpul kembali awal tahun 2023.

“Dibentuknya komunitas ini untuk kumpul dan silaturahmi. Orang ngobrol tentang mainan rilisan terbaru dan sharing-sharing tentang kehidupan,” pungkas Danang.