Pixel Codejatimnow.com

Guru Mogok Ngajar, Siswa Berkeliaran di Sekitar Sekolah

 Reporter : Erwin Yohanes Bramanta
Siswa sekolah yang terlihat bermain di dalam kelas karena tak ada guru, Kamis (20/9/2018)
Siswa sekolah yang terlihat bermain di dalam kelas karena tak ada guru, Kamis (20/9/2018)

jatimnow.com - Aksi mogok mengajar Guru Tidak Tetap (GTT) Sekolah Dasar di Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, (20/09/2018) membawa dampak.

Guru yang tersisa di sekolah kewalahan mengurusi para siswanya. Meskipun begitu para guru yang sudah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) atau biasa disebut pegawai negeri sipil (PNS) ini berupaya untuk tetap melangsungkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Seperti yang terlihat di SDN Karanganom 3, para siswa banyak berkeliaran di sekitar sekolah saat jam pelajaran. Sebagian dari mereka memilih tetap berada dalam kelas meskipun gurunya tidak ada.

Mereka menyibukkan waktu untuk bermain dan belajar di kelas. "Tidak tahu gurunya dari pagi tidak masuk," ujar Jesica, siswa kelas 3.

Dwi Murtingingsih, salah seorang guru ASN di sekolah ini mengaku kewalahan untuk mengatur siswa di setiap kelas. Total tenaga pendidik di sekolah ini sebanyak 13 orang.

Dari jumlah tersebut hanya tiga guru yang berstatus ASN. Sedangkan 10 guru lain masih berstatus sebagai GTT, dan semuanya tidak mengajar hari ini.

Baca juga:
Dindik Jatim, Insentif GTT dan PTT SMA/SMK di Jombang Belum Cair Sejak Mei Lho

"Kewalahan pasti tapi kami berusaha agar kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung," tuturnya.

Untuk mengatasi kondisi ini, Dwi beserta dua rekan guru lain berbagi tugas. Selain memberikan tugas ke setiap kelas, setiap guru juga menghandle dua kelas.

Mereka bertanggungjawab atas ketertiban semua kelas. Meskipun begitu para siswa tetap berkeliaran di luar kelas. "Ditinggal sebentar mereka sudah ribut," imbuhnya.

Baca juga:
185 GTT di Kota Batu Terancam Tak Bisa Terima Insentif

Keberadaan para GTT di sekolah dasar sangat dirasakan manfaatnya. Terlebih rata-rata setiap SD hanya mempunyai tiga hingga lima guru ASN.

Adanya pembatasan usia dalam proses rekrutmen tahun ini membuat para GTT melakukan aksi mogok mengajar.

"Kami berharap teman-teman GTT mendapatkan kebijakan dari pemerintah sehingga bisa kembali mengajar di SD," harap Dwi.