Pixel Code jatimnow.com

Pengamat Pendidikan Unej Dukung Penghapusan Jurusan SMA: Hilangkan Kasta

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Sugianto
Pengamat pendidikan sekaligus Dosen FKIP Universitas Jember (Unej), Dr Sukidin MPd. (Foto: Sukidin for jatimnow.com)
Pengamat pendidikan sekaligus Dosen FKIP Universitas Jember (Unej), Dr Sukidin MPd. (Foto: Sukidin for jatimnow.com)

jatimnow.com - Pengamat pendidikan sekaligus Dosen FKIP Universitas Jember (Unej), Dr Sukidin MPd mendukung penghapusan jurusan di SMA yang dilakukan Kemendikbudristek.

Sukidin menyatakan, dalam perspektif merdeka belajar kebijakan tersebut cukup beralasan. Penghapusan jurusan dapat menghindari munculnya kasta di sekolah. Selama ini ada cluster antara kelas IPA, IPS dan Bahasa.

"Kelas IPA dianggap lebih superior dibanding IPS atau Bahasa. Padahal seharusnya, itu hanya persoalan minat saja," katanya, Kamis (25/7/2024).

Dikatakannya, konsep pembelajaran berdiferensiasi lebih relevan untuk merespons kebijakan penghapusan jurusan. Dalam praktiknya siswa tetap berada di kelas yang sama, namun mendapat perlakuan sesuai dengan minat dan gaya belajarnya.

"Untuk tingkat SMA yang diperlukan adalah mempelajari pengetahuan dasar tentang anatomi keilmuan, baik sosial science maupun natural science, sambil menggali potensi yang dapat dikembangkan ketika studi di universitas," jelasnya.

Sukidin menceritakan, seperti pada zaman dulu orang muda hanya belajar filsafat. Hal tersebut sudah dianggap cukup dalam mengatur kehidupan bersama, dan nyatanya mereka bisa hidup harmoni.

"Untuk itu generasi milenial perlu penguatan nilai keilmuan secara komprehenship dan pembiasaan sikap bijak," bebernya.

Sukidin menegaskan, masa SMA adalah masa perkembangan yang paling radikal, sehingga perlu perlakuan dan pendidikan yang tepat. Peran guru dan sekolah sebagai pengasuh akan sangat berpengaruh pada masa depannya. Biasakan berpikir dan berbuat secara egaliter.

"Mengutamakan kebersamaan dan keakraban sosial. Penghapusan jurusan merupakan jawaban, setidaknya untuk saat ini," terangnya.

"Potensi bisa diidentifikasi dengan memberi kemerdekaan peserta didik mengambil paket-paket peminatan bidang studi yang disukainya," tegas Sukidin.

Baca juga:
Universitas Jember Gandeng Polda Jatim Cegah Ribuan Mahasiswa Terjerat Narkoba

Hal senada disampaukan Humas PB PGRI Pusat Ilham Wahyudi. Aktivis pendidikan ini juga berpendapat, penghapusan itu memang tujuannya baik. Yakni, untuk menghilangkan stigma jurusan IPS selalu lebih rendah kemampuan intelektualnya, dibandingkan jurusan IPA.

Ilham Wahyudi.Ilham Wahyudi.

"Nah ini akan terhapuskan sendiri melalui implementasi Kurikulum Merdeka. Dihapusnya jurusan ini maka anak diberikan kebebasan anak untuk memilih sesuai bakat minatnya nanti," katanya, Kamis (25/7/2024).

Sehingga, menurut Ilham, mereka akan lebih terfokus dan menguasai satu bidang materi sesuai bakat dan dilanjutkan nanti di perguruan tinggi.

Namun permasalahannya, tujuan-tujuan yang baik dari implementasi Kurikulum Merdeka ini harus diikuti dengan banyak hal, misalnya sosialisasinya kepada para guru di bawah.

Baca juga:
Warga Jember Dipolisikan Gegara Gadaikan Mobil Rekan Kerja

"Karena sampai saat ini banyak para guru bingung terkait dengan dihapusnya jurusan ini, bagaimana kedepannya ini sosialisasinya betul-betul kuat," jelasnya.

Selain itu, bagaimana nanti terkait dengan adanya penumpukan pemilihan bakat minat yang sama.

"Misalnya ratusan anak memilih bakat minat yang sama, sementara guru yang ada hanya terbatas jumlahnya. Maka kualifikasi kompetensi guru yang ada linier sesuai ijazahnya itu harus terpenuhi, sesuai dengan bakat minat yang dipilih anak," tegasnya.

"Jangan sampai banyak anak memilih salah satu bakat minat yang disukai, tetapi gurunya tidak mencukupi jumlahnya," pungkas Ilham.