Pixel Codejatimnow.com

Hingga September 2018, 18 Orang di Blitar Positif Terjangkit HIV

 Reporter : Erwin Yohanes CF Glorian
Kantor Dinas Kesehatan Kota Blitar
Kantor Dinas Kesehatan Kota Blitar

jatimnow.com - Hingga menjelang akhir September 2018 ini, sedikitnya 18 orang di Kota Blitar dilaporkan positif HIV. Mereka yang terjangkit merupakan warga berusia produktif atau dalam rentang 23-35 tahun.

Temuan ini lebih sedikit bila dibandingkan tahun 2017 lalu. Sepanjang 2017, 29 orang dilaporkan positif HIV. Meski jumlah temuan Orang Dengan HIV/Aids (ODHA) ada penurunan, namun jumlah warga yang terjangkit terus bertambah.

"Sejak 2014 sampai sekarang (2018), jumlahnya memang terus meningkat. Tahun lalu (2017) kita temukan 29 orang ya, yang tahun sekarang 18 orang yang positif (HIV)," terang Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Blitar, Harni Setijorini, Senin (24/09/2018).

Hingga kini, pemerintah mencatat ada 160 warga Kota Blitar positif HIV. Sejumlah upaya penanggulangan penyebaran HIV/Aids dilakukan pemerintah. Diantaranya ajakan untuk cek HIV bagi pasangan muda yang ingin segera menikah.

Selain itu, ada usulan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) yang memuat tentang pencegahan penyebaran HIV/Aids di Kota Blitar. Saat ini, kata Harni, ranperda itu masih dalam penyusunan naskah akademik.

Baca juga:
Daftar Lokasi Penukaran Uang di Blitar dan Nganjuk, Simak Jadwalnya

"Cek HIV bisa di Poli VCT Mardi Waluyo, di Puskesmas juga ada. Kami juga akan mengusulkan Ranperda HIV juga. Kita sekarang masih susun naskah akademiknya," papar dia.

Ia menambahkan, dari 160 ODHA di Kota Blitar yang terdeteksi, 64 diantaranya sudah meninggal dunia sedangkan 96 sisanya masih hidup. Ranperda HIV yang kini sedang dirancang juga untuk mencegah terjadinya kematian karena penyakit yang disebabkan oleh virus itu.

Baca juga:
Daftar Caleg Lolos DPRD Jatim dari Dapil 7, Hanya 2 Pendatang Baru

"Perda itu juga untuk mencegah penyebarannya, sampai menjaga agar yang masih hidup ini tidak didiskriminasikan. Kasihan, padahal harusnya kita temani mereka. Kita rangkul mereka," pungkas Harni.