Pixel Codejatimnow.com

Ini Kiat Polisi Amankan Tradisi Bulan Suro di Madiun

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Mita Kusuma
Kapolres Madiun Kota, AKBP Nasrun Pasaribu saat berdialog dengan para pesilat
Kapolres Madiun Kota, AKBP Nasrun Pasaribu saat berdialog dengan para pesilat

jatimnow.com - Bulan Suro pada penanggalan Jawa menjadi momen yang mencekam di wilayah Madiun dan sekitarnya. Rangkaian tradisi dari perguruan silat kerap kali bentrok dan tak jarang memakan korban. Namun pada 2018 ini Bulan Suro berjalan aman dan kondusif berkat kesigapan polisi.

Kapolres Madiun Kota, AKBP Nasrun Pasaribu merubah suasana mencekam menjadi aman. Kapolres asli Medan tersebut membuat jargon PECEL (Proaktif, Empati, Cerdas, Edukasi dan Loyalitas).

"Itu kiat saya menghadapi tradisi suro di Madiun Kota. Dengan jargon PECEL Madiun Kota," katanya kepada jatimnow.com, Senin (24/9/2018) pagi.

Dua tradisi Suro tersebut, lanjut ia, Nyekar Suroan yang dilakukan Persaudaraan Setia Hati Teratai (PSHT) dan tradisi Suran Agung yang dilakukan Persudaraan Setia Hati Winongo (PSHW) diklaim aman. Walaupun 7.000 pendekar datang saat Suran Agung kemarin.

"7.000 pendekar datang saat Suran Agung. Mereka datang dari sleuruh Korwil V. Tapi ya tetap aman saja,” urainya.

Baca juga:
5 Berita Trending Pekan Ini: Nomor 1, Sudah Kenal Mereka?



Tak hanya membuat jargon, polisi menjaga dan mengawasi ketat jalanya ritual Suro dengan terjun langsung dan pro aktif kepada masyarakat.

"Saya bergabung dengan mereka. Menyerap apresiasi para pendekar apa keinginan mereka," katanya.

AKBP Nasrun berpandangan bahwa kegiatan Bulan Suro dapat menjadi destinasi wisata yang mampu menarik wisatawan untuk berkunjung ke kota Madiun.

Suran Agung adalah Kegiatan tahunan yang digelar oleh para perguruan silat di Madiun. Para pendekar berbondong-bondong nyekar ke makam pendiri perguruan silat yang berada di Madiun.

Baca juga:
Pendekar Pencak Silat Bangkalan Meninggal saat Peragakan Jurus