Pixel Code jatimnow.com

AirNav Indonesia Dorong Pemanfaatan Biogas di Lereng Wilis Tulungagung

Editor : Yanuar D   Reporter : Bramanta Pamungkas
Warga menghidupkan kompor yang menggunakan biogas. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Warga menghidupkan kompor yang menggunakan biogas. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Warga di Desa Nglurup, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung menerima bantuan instalasi biogas, dari AirNav Indonesia. Potensi sapi yang berada di desa tersebut akan dimaksimalkan dengan penggunaan teknologi ini. Limbah kotoran dapat dimanfaatkan oleh warga sebagai pengganti elpiji.

Manager Tangung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) AirNav Indonesia, Farchan Jamil mengatakan pemberian bantuan ini merupakan komitmen Airnav Indoensia terhadap prinsip keberlanjutan Environmental, Social, and Governance (ESG). Mereka memberikan bantuan 10 unit instalasi biogas kepada warga.

“Dengan biogas, warga bisa mengakses energi yang bersih dan murah, langsung dari sumber daya lokal. Ini lebih dari sekadar instalasi, ini adalah perubahan nyata yang berdampak bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat” ujarnya, Kamis (31/10/2024).

Teknologi pengelolaan biogas ini mengubah bahan organik yaitu kotoran ternak sapi menjadi gas metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak, penerangan, bahkan pembangkit listrik.

Baca juga:
Kasus Korupsi Desa Batangsaren Tulungagung Segera Disidangkan

Program ini tentunya membantu mengurangi biaya energi masyarakat serta ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus memberikan sumber energi yang ramah lingkungan.

“Dengan biogas ini masyarakat dapat mengalokasikan dana untuk kebutuhan lainnya," tuturnya.

Baca juga:
28 Rumah di Tulungagung Rusak Diterjang Angin Kencang, Atap Beterbangan

Bantuan ini dirasakan manfaatnya oleh Suyono. Selama ini dalam sebulan Suyono selalu menghabiskan 4 gas elpiji ukuran 3 kilogram. Suyono selama ini memelihara lima sapi perah di bagian belakang rumahnya. Kotoran sapi tersebut kini digunakan untuk diolah menjadi biogas.

“Sangat terbantu sekali, selama ini sebulan bisa habis 4 tabung. Kini sudah tidak perlu lagi membeli gas," pungkasnya.