Pixel Code jatimnow.com

Tanjakan Sepanjang 12 Km Penentu Juara Balap Sepeda di Banyuwangi

Para pembalap diajang ITdBI
Para pembalap diajang ITdBI

Baca juga:
Tour de Banyuwangi Ijen 2024, Bukti Kualitas Brand Sepeda Indonesia

jatimnow.com -  Juara balap sepeda International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) akan ditantang menaklukkan lintasan menanjak sejauh 12 km lebih. 
 
Lintasan menanjak atau titik start King of Mountain akan ditemui para pembalap di kilometer 100,9 hingga finish di Gunung Rante, Paltuding Ijen.
 
Bahkan para pembalap akan menemui tanjakan tertinggi dan terberat di Asia yang mencapai 1.880 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau di titik 500 meter sebelum garis finish.
 
Dietape terakhir ini sebanyak 19 tim dari 22 negara start pada pukul 10.30 Wib dan akan mencapai di garis finish pukul 14.12 Wib dengan estimasi kecepatan 36 km/jam. 
 
Selain itu para pembalap juga akan melintasi 3 titik sprint di SMP 1 Siliragung pada kilometer 16,2, di km 48,9 yang berada di Lampu Merah Genteng Wetan, dan titik sprint terakhir di Rogojampi di km 69.
 
Jalur tanjakan menuju Gunung Ijen menjadi yang paling ekstrem di Asia dengan gradient diatas 20 persen. Bahkan juga masuk dalam kategori paling berat dalam balap sepeda dunia (hors categorie).
 
Event Director ITdBI Jamaloodin Mahmud mengatakan dietape empat ini para pembalap jago tanjakan (climber) bakal berebut posisi menjadi yang terkuat dan tercepat. 
 
Persaingan dietape ini dipastikan akan berjalan seru pasalnya para climber dari masing-masing tim bakal bertarung habis-habisan.
 
"Hari ini pertandingan akan lebih banyak didominasi pembalap jago tanjakan. Dietape ini mereka akan muncul, seperti  Thomas Lebas dari Team Kinan, pebalap asal Australia di tim Sapura Jesse Ewart, yang menang di etape tiga kemarin. Juga dari Indonesia ada Aiman Cahyadi," kata Jamal, Sabtu (29/9/2018).
 
Pemegang yellow jersey Marcus Culey dari St George Continental, kata Jamal, posisinya dapat dikatakan belum aman meski mempunyai keunggulan waktu 2 menit 54 detik.
 
"Karena tanjakan Ijen ini panjang dan berat, jarak 2 menit 54 detik tidak terlalu jauh bagi lawan untuk menyalip. Karena 1 km bagi mereka hanya butuh 3 menit, jadi peluang yang lain untuk menang masih terbuka.
 
Jadi Culey harus ekstra bekerja keras kalau mau mempertahankan yellow jersey," ujarnya.
 
Marcus Culey mengaku, dirinya akan mendorong rekan setimnya untuk bertarung di tanjakan menuju Ijen. Dirinya mengaku bahwa karakternya condong sebagai pembalap all-round alias bukan murni climber.
 
"Tak mungkin aku bisa menang di sana. Karakternya benar-benar berbeda. Tapi kami akan berusaha mendorong Benjamin Dyball untuk meraih kemenangan di sana," kata Culey.
 
Hal senada juga diungkapkan Thomas Lebas. Pembalap Prancis itu menyebut bahwa saingan terdekatnya di etape ini adalah Benjamin Dyball. Karena itu dirinya di etape tiga kemarin terus menempel untuk menjaga selisih waktu agar tidak terpaut jauh.
 
"Dengan dia (Dyball) hanya selisih 4 detik. Agar bebanku dietape empat tidak terlalu berat," ujarnya.
 
Sementara itu Chairman ITdBI Guntur Priambodo, etape empat ini para pembalap start di Pasar Desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran. Lokasi ini merupakan desa paling ujung selatan Banyuwangi yang membutuhkan jarak tempuh sekitar tiga jam dari Kota Banyuwangi.
 
"Ini juga sebagai cara untuk melibatkan warga Desa Sarongan sebagai desa terjauh untuk ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan event daerah," kata Guntur.
 
Dari Desa Sarongan para pembalap akan menempuh rute sejauh 127,2 km menuju kaki Gunung Ijen, gunung yang memiliki pesona api biru yang telah mendunia.
 
Di sini, para pembalap akan menghadapi tantangan terekstrem dengan tingkat kemiringan hingga 45 derajat.
 
"Di sinilah ajang pembuktian ketangguhan para climber. Hanya yang terbaik yang akan jadi pemenangnya," imbuh Guntur.