Pixel Code jatimnow.com

Penyebab Ponorogo Dikepung Banjir, 18 Tanggul Jebol

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Ahmad Fauzani
Kondisi Ponorogo dikepung banjir. (Foto: BPBD Ponorogo)
Kondisi Ponorogo dikepung banjir. (Foto: BPBD Ponorogo)

jatimnow.com - Banjir yang melanda Kabupaten Ponorogo sejak Senin (16/12/2024) disebabkan oleh jebolnya tanggul di sejumlah titik.

Berdasarkan laporan terbaru, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mengidentifikasi setidaknya ada 18 titik tanggul yang rusak di tiga aliran sungai utama.

Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, menyebutkan bahwa pihaknya terus melakukan pendataan bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

“Saat ini kami sudah menemukan 18 tanggul yang jebol, namun pendataan masih berjalan, sehingga jumlah tersebut bisa bertambah,” kata Masun, Kamis (19/12/2024).

Tanggul-tanggul yang rusak tersebar di aliran Sungai Keyang, Sungai Sono, dan Sungai Selopayung.

Rinciannya adalah di Sungai Keyang adalah Desa Jabung, Kecamatan Mlarak, Desa Karanggebang, Kecamatan Jetis, Desa Jetis, Kecamatan Jetis, Desa Wonoketro, Kecamatan Jetis, Kelurahan Paju, Kecamatan Ponorogo Kota.

Baca juga:
Viral Kisah Pengantin Ponorogo, Tetap Gelar Resepsi Nikah di Tengah Banjir

Lalu di Sungai Sono adalah Desa Ngadisanan, Kecamatan Sambit dan Desa Maguwan, Kecamatan Sambit

Kemudian Sungai Selopayung di Desa Bedi Wetan, Kecamatan Bungkal dan Desa Bancar Kecamatan Bungkal.

BPBD Ponorogo bersama tim gabungan telah melakukan penutupan darurat pada beberapa tanggul. Penanganan sementara dilakukan dengan menggunakan karung pasir, bronjong, hingga bahan-bahan lokal lainnya.

Baca juga:
Korban Banjir Ponorogo Tinggalkan Pengungsian, Bantuan Dikirim Door to Door

“Kami menargetkan perbaikan sementara selesai dalam minggu ini,” tambah Masun.

Banjir ini menyebabkan kerusakan parah di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Sawoo, Sambit, Jetis, Ponorogo Kota, Siman, Balong, dan Mlarak. Jalur provinsi Ponorogo-Pacitan dan Ponorogo-Trenggalek sempat lumpuh akibat genangan air. Selain itu, dua warga dilaporkan meninggal dunia setelah terseret arus banjir.

Dengan perbaikan tanggul yang terus dilakukan, diharapkan ancaman banjir di Ponorogo dapat segera diatasi. Namun, masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi bencana susulan.