jatimnow.com - Hujan lebat yang terjadi hingga beberapa hari pasti berakibat banjir di wilayah Jember. Merespon masalah ini, anggota Komisi X DPR RI Muhammad Nur Purnamasidi menyebutkan dibutuhkannya sebuah waduk baru.
Banjir yang terjadi di wilayah kota, rata-rata berasal dari aliran air sungai dari Pegunungan Argopuro sebelah utara dan dibawa sungai menuju ke kota.
"Menurut saya, Jember mulai kehilangan tempat-tempat penampungan air. Misalnya di hulu, air di hulu langsung ke hilir tanpa ada penampungan," terangnya, Minggu (22/12/2024).
"Sebagaimana yang dilakukan Jakarta, di sekitar aliran sungai dari hulu ke hilir, dibangun waduk-waduk baru untuk penampungan," tambahnya.
Dengan begitu, maka waduk yang menampung air bisa diatur untuk turun ke bawah. Di samping itu, air juga bisa digunakan sewaktu-waktu jika wilayah di atas atau di bawah kekurangan atau kesulitan air.
"Dengan ditampung masa hujan, kemudian dijadikan danau atau waduk, musim kering itu bisa digunakan untuk pengairan ke sawah," ungkap Bang Pur, panggilan akrabnya.
Baca juga:
Gus Fawait Setuju Dibangun Waduk Baru untuk Solusi Banjir di Jember
Politisi Golkar berpendapat, jika sudah ada waduk, maka minimal 50 persen air bisa ditampung atau air hujan bisa dikurangi.
Untuk pembangunan waduk, Bang Pur menyarankan Pemkab Jember untuk berkomunikasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta.
"Kebetulan Kementerian PUPR punya program irigasi, punya program bangun waduk. Itu bisa menjadi program prioritas nasional, yang kemudian dibawa ke Jember," ungkapnya.
Baca juga:
500 Rumah di Jember Terendam Banjir, Lansia hingga Ibu Hamil Dievakuasi
Menurutnya, jika pembangunan dilakukan dengan APBD Jember, mungkin tidak akan cukup, mengingat waduk yang dibangun harus dengan anggaran yang cukup besar.
"Karena kalau menggunakan angaran APBD Jember, saya yakin tidak akan cukup, apalagi digunakan insfratruktur yang cukup besar seperti waduk," tutupnya.