Pixel Code jatimnow.com

Hutan Mangrove di Pesisir Timur Sidoarjo Rusak Parah, Butuh Penanganan Pemkab

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Ahaddiini HM
Kondisi kerusakan hutan bakau (mangrove) di pesisir timur pantai Sidoarjo yang tergolong parah saat ini. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com).
Kondisi kerusakan hutan bakau (mangrove) di pesisir timur pantai Sidoarjo yang tergolong parah saat ini. (Foto: Ahaddiini HM/jatimnow.com).

jatimnow.com - Kerusakan hutan bakau (mangrove) di pesisir timur pantai Sidoarjo tergolong parah saat ini.

Sekretaris Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmawas) Pesisir, Alimin Taubah mengatakan, kerusakan paling parah disebabkan kurangnya perhatian dan pengawasan dari pemerintah daerah serta pembalakan liar.

"Pembalakan liar terjadi besar-besaran terhadap pohon mangrove. (Hal ini mengganggu) fungsi mangrove sebagai green belt atau sabuk hijau di kawasan pesisir," ucapnya kepada jatimnow.com, Selasa (31/12/2024) siang.

Penyebab lainnya adalah banyaknya aktifitas nelayan pencari kerang yang terlalu ke pinggir dan dampak rob air pasang yang merusak bibir pantai pesisir Sidoarjo.

Lebih lanjut, ia mengatakan, kerusakan hutan mangrove yang ada di bibir pantai sekarang ini mencapai 45 persen dari luasan hutan mangrove yang ada.

"Luasannya, sekitar 16 kilometer yang mengalami rusak di bibir pantai Sidoarjo, sedangkan dari sisanya ada 17 kilometer wilayah pesisir sidoarjo. Yang masih bagus sekitar 7 kilometer saja," jelasnya.

Alimin memaparkan mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang penting bagi ekosistem hutan, air dan alam sekitarnya.

"Hutan mangrove juga bermanfaat sebagai penahan abrasi pantai, penahan intrusi (peresapan) air laut, penahan angin, menurunkan kandungan gas karbon dioksida (CO2) di udara, dan bahan-bahan pencemar di perairan rawa pantai," ungkapnya.

Dari penjelasannya, kerusakan hutan mangrove akan mengurangi tempat hidup biota laut seperti ikan dan udang, sumber bahan organik sebagai sumber pakan konsumen pertama (pakan cacing, kepiting dan golongan kerang/keong) dan binatang lain seperti burung, dan satwa liar.

Ia berharap Pemkab Sidoarjo menyediakan bibit mangrove sendiri yang sewaktu-waktu bisa ditanam.

"Pemkab harus tanggap untuk menyediakan bibit mangrove. Jangan hanya mengandalkan bantuan dari pusat saja dan bantuan dari beberapa instansi. Karena pesisir pantai Sidoarjo panjangnya sekitar 33 kilometer yang luasnya mencapai sekitar 1850 hektar," terangnya

Baca juga:
5 Hal Menarik dari Destinasi Wisata Mangrove Penunggul Park di Pasuruan

Alimin mengakui, selama ini sudah ada upaya rehabilitasi mangrove dari marinir TNi AL dan instansi lainya yang melibatkan semua lapisan masyarakat yang dapat meminimalisir kerusakan hutan mangrove agar dapat diperbaharui dengan penanaman pohon mangrove.

“Masyarakat sekarang ini sudah ada kesadaran menanam mangrove namun ya pengawasan masih kurang dan yang ditanam bukan mangrove jenis pohon api-api tapi jeni¢ lain yang tidak sesuai dengan kondisi tanah di sidoarjo sehingga tidak bisa tumbuh sesuai yang di harapkan petani dan nelayan,” paparnya.

Sementara itu, Camat Sedati Abu Dardak menyampaikan, pihaknya sudah melakukan upaya penanaman mangrove di wilayah pesisir sedati dan berkerja sama dengan pihak lain.

"Kita sudah berupaya dengan menggandeng dengan pihak lain seperti Marinir TNI AL dan beberapa perguruan tinggi juga instansi lain, namun karena tidak dibarengi dengan pengawasan dan pemeliharaan keberlanjutan oleh wilayah setempat, dalam hal ini masyarakat dan lingkungan desa sehingga banyak yang gagal usai penanaman," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa rob banjir Sedati yang parah yang merusak ribuan hektar tambak di wilayah Sedati, tak luput dari kerusakan yang ada di pesisir, sehingga penopang abrasi dan penguat tanggul bibir pantai Sedati sudah tidak ada.

Baca juga:
Bangkai Paus Bungkuk Ditemukan Terdampar di Pantai Kejawan Putih Surabaya

Abu Dardak berpesan siapa saja yang menemukan atau mengetahui ada aktifitas pembalakan liar harap melaporkan.

"Akan kita proses hukum sesuai dengan undang-undang lingkungan hidup," tegasnya.

Ia berharap adanya kerja sama dengan semua pihak karena hal ini menyangkut masyarakat luas.

"Ini sangat penting dan berkaitan dengan petani, nelayan masyarakat dan pihak desa. Kita harus berkerja sama melindungi, mengawasi dan memelihara kawasan pesisir," pungkasnya.