Pixel Code jatimnow.com

Ternyata Ini Faktor Penyebab PMK Merebak di Tulungagung

Editor : Zaki Zubaidi   Reporter : Bramanta Pamungkas
Petugas saat memeriksa kondisi hewan sapi di Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Petugas saat memeriksa kondisi hewan sapi di Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Faktor cuaca disebut menjadi salah satu pemicu kemunculan virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Selain itu, lalu lintas pengiriman sapi juga ikut berpengaruh terhadap penyebaranya.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung pun meningkatkan pelayanan pemeriksaan kesehatan sapi agar kasus ini tidak semakin merebak.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tulungagung, Tutus Sumaryani mengatakan dari hasil pendataan ditemukan 77 ekor sapi yang terkena PMK. Dari jumlah terwebut dua ekor sapi mati karena PMK.

Hingga saat ini proses pendataan masih terus berlangsung. Petugas lapangan melaporkan update data seminggu sekali.

"Dibanding tahun sebelumnya, PMK tahun ini tidak terlalu banyak, laporan yang masuk ada 77 ekor sapi yang terkena penyakit ini," ujarnya, Jumat (3/1/2024).

Saat ini angka populasi sapi potong dan perah di Tulungagung sebanyak 143 ribu ekor. Dari jumlah tersebut, 80 persen diantaranya sudah mendapatkan vaksin PMK.

Baca juga:
PMK di Ponorogo: 157 Sapi Terjangkit, Hanya 1 Ekor Mati

Kondisi ini membuat pihak Dinas yakin penyakit ini bisa segera ditangani. Meskipun stok vaksin di Dinas sendiri kini sudah habis, namun peternak bisa membeli secara mandiri.

"Sekarang sudah bisa dilayani pembelian vaksin PMK, beberapa klinik kesehatan hewan juga melayani pemberian vaksin," tuturnya.

Lebih lanjut Tutus menjelaskan adanya perubahan cuaca menjadi salah satu pemicu munculnya penyakit ini. Kondisi cuaca membuat sistem imun pada sapi menurun dan rentan terkena penyakit.

Baca juga:
Disnak Tegaskan Susu dan Daging Sapi asal Pasuruan Aman dari PMK

Selain itu lalu lintas perdagangan sapi antar kota juga membantu penyebaran PMK. Untuk menekan angka kasus, petugas mengintensifkan layanan pemeriksaan kesehatan sapi di masyarakat. Selain itu mereka juga mengawasi perdagangan sapi di pasar hewan terpadu.

"Setiap sapi dari luar kota kita semprot disenfektan, jika ditemukan sapi yang sakit kita minta dibawa pulang," pungkasnya.