Pixel Code jatimnow.com

PMK di Ponorogo: 157 Sapi Terjangkit, Hanya 1 Ekor Mati

Editor : Endang Pergiwati   Reporter : Ahmad Fauzani
Kabid Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan Dipertahankan Ponorogo, Siti Barokah (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)
Kabid Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan Dipertahankan Ponorogo, Siti Barokah (Foto: Ahmad Fauzani/jatimnow.com)

jatimnow.com – Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo mengonfirmasi 157 sapi telah terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sejak Desember 2024. Dari angka tersebut, 1 ekor sapi telah mati.

Kabid Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan Dipertahankan Ponorogo, Siti Barokah, menjelaskan bahwa penyebaran PMK kemungkinan besar dipengaruhi oleh banjir yang melanda Ponorogo.

“PMK disebabkan oleh virus dan virus ini sensitif terhadap suhu panas. Namun banjir yang terjadi membuat kasus meningkat signifikan,” jelasnya pada Sabtu (4/1/2025).

Sebaran PMK ditemukan di 15 kecamatan dan 41 desa, dengan kasus terbanyak di Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung, yakni sebanyak 16 ekor sapi.

“Khusus di Pudak, yang sebelumnya menjadi daerah dengan kasus PMK tertinggi dua tahun lalu, saat ini relatif aman. Penanganan dan vaksinasi terus kami lakukan di sana,” tambah Barokah.

Barokah memastikan, pihaknya siap menangani setiap laporan kasus PMK.

“Jika ada laporan, pasti ditindaklanjuti. Kami memiliki puskeswan yang bekerja sama dengan dokter dan paramedik untuk merespons kasus ini,” ujarnya.

Baca juga:
Disnak Tegaskan Susu dan Daging Sapi asal Pasuruan Aman dari PMK

Di Desa Jimbe dan Desa Plalangan Kecamatan Jenangan, sejumlah sapi dilaporkan mati mendadak dengan gejala mirip PMK. Beberapa peternak bahkan menjual sapi mereka dengan harga murah karena khawatir ternaknya mati.

Salah satu kasus menonjol terjadi di Dusun Setutup, Desa Jimbe. Sapi milik warga setempat, Kayun, terlihat lemas, tidak bisa berdiri, dan mengeluarkan lendir dari mulut serta hidungnya.

“Ada 4 sapi dilaporkan mati di Desa Jimbe, namun laporan resmi belum kami terima,” kata Barokah.

Dipertahankan Ponorogo terus menggalakkan vaksinasi untuk sapi, terutama bagi sapi baru yang rentan terhadap PMK. Di Desa Wagir Kidul, sapi-sapi baru yang belum divaksinasi menjadi fokus utama untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Baca juga:
Dampak PMK, Penurunan Harga Sapi di Tulungagung Capai Rp4 Juta

“Penting bagi peternak untuk melaporkan setiap kasus agar penanganan bisa segera dilakukan. Kami berharap ke depannya kasus PMK dapat ditekan secara maksimal,” tutup Barokah.

Dengan total 157 kasus PMK yang tersebar di berbagai wilayah Ponorogo, pihak terkait terus melakukan berbagai langkah penanganan, mulai dari vaksinasi hingga edukasi peternak.

Meskipun hanya 1 sapi yang dilaporkan mati, dampak ekonomi bagi peternak cukup signifikan, terutama di wilayah terdampak parah seperti Desa Jimbe dan Plalangan.