Pixel Codejatimnow.com

Komunitas ini Galang Dana Bantuan Tsunami Palu dengan Mendongeng

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Farizal Tito
Salah satu tim sedang mendongeng di hadapan para siswa SD
Salah satu tim sedang mendongeng di hadapan para siswa SD

jatimnow.com - Komunitas Surabaya mendongeng menyebar 11 tim masuk ke sekolah dasar negeri maupun swasta di kota Surabaya, tujuannya untuk penggalangan dana peduli Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018).

Seperti yang terlihat di SDN Ngagel 1 Kecamatan Wonokromo, Surabaya. Ratusan pelajar terlihat antusias mendengarkan cerita yang dipandu dua orang anggota Komunitas Surabaya Mendongeng, Haris Rizki dan Wawan Kurniawansyah (Kak Awan).

Acara itu dibungkus secara menarik dengan pendidikan moral, dua pendongeng tersebut silih berganti membawakan cerita yang mengisahkan pasukan semut serta Monyet serakah kepada kodok.

Kak Awan menceritakan tentang pasukan semut. Suatu hari rombongan semut berpencar untuk mencari makan. Dan kala itu  seekor semut menemukan makanan yang cukup besar, kemudian mengundang rekan-rekannya untuk bersama-sama menggotong makanan tersebut ke gudang mereka.

"Kenapa semut selalu mengerubuti makanan karena mereka berusaha ingin menggotongnya bersama-sama. Satu … dua … tiga … ya! teriak mereka penuh semangat. Jika makanan itu terlalu besar dan berat untuk digotong bersama-sama, maka mereka akan merobek makanan tersebut menjadi kecil-kecil dan membawa potongan yang kecil-kecil itu ke gudang mereka," cerita Kak Awan.

Artinya semut tidak ada yang menyombongkan diri karena sudah menemukan makanan tersebut. Tidak ada juga yang membanggakan diri karena bisa membawa potongan yang lebih besar.

"Tujuan mereka hanya satu, gotong royong menyelesaikan pekerjaan besar tersebut. Semut pekerja sesuai dengan namanya, selalu bekerja dan bekerja. Ia bekerja sama dengan ratu semut, semut jantan dan semut," kata Awan disambut anggukkan kepala pelajar.

Awan berharap filosofi makhluk sosial terutama jika mengetahui sesamanya sedang mengalami musibah seperti di Sulawesi Tengah itu, diharapkan saling membantu karena sejatinya mahluk sosial itu saling membutuhkan.

"Kita harap para pelajar bisa ambil hikmah dari semut selalu bekerjasama, dan saling membantu adalah kunci kita hidup," terang Awan.

Sementara itu, Haris Rizki, menceritakan monyet serakah kepada kodok. Saat itu si monyet memiliki banyak makanan sedangkan kodok sedang kelaparan. Namun, sifat monyet yang terlalu serakah akhirnya menyembunyikan makanannya.

Kemudian, kodok yang memohon untuk meminta makanan tapi tidak diberi. Setelah si monyet memakan semua makannya itu akhirnya monyet mengeluh karena perutnya sakit. Akhirnya si monyet pun merasa kapok.

"Cerita itu memiliki arti jika kita memiliki makanan itu harus dibagi-bagi kepada sesama terutama yang membutuhkan, jika tidak bisa sakit seperti monyet itu," kata Riski.

Haris mengungkapkan ada 11 tim yang disebarkan ke sekolah-sekolah negeri maupun swasta dengan tujuan untuk menggalang dana dengan mengajarkan siswa dongeng. Dari hasil itu ia berhasil menghimpun dana sumbangan Rp 580.500 dan ia berencana bersama komunitasnya berangkat ke Sulawesi Tengah untuk menghibur para anak-anak pengungsi.

"Istilahnya saat ini kita menggalang dana dulu, kita rencanakan akhir bulan nanti berangkat ke kesulawesi untuk menghibur anak-anak di tenda pengungsian di Palu," ternag Haris.

Pudji Winarsih, Koordinator Kurikulum Sekolah SDN Ngagel 1 Surabaya mengatakan, penggalangan dana ini memang diinisiasi oleh komunitas Surabaya mendongeng yang bekerjasama dengan pihak sekolah. Dengan acara tersebut, para guru ingin melatih empati siswa dengan upaya pembentukan karakter anak didik.

"Kami berharap dengan aksi penggalangan dana ini, para siswa memiliki rasa kemanusiaan dan empati yang tinggi pada sesamanya, terutama yang tengah menghadapi kesulitan," yg terang Pudji.

Baca juga:
Ini Penjelasan BMKG soal Gempa di Perairan Tuban

Mereka menggalang dana dari para siswa sekaligus mengajarkan berbagi kepada sesama yang sedang terkena musibah.

Selain untuk melatih empati, penggalangan dana untuk korban gempa Palu ini pun sekaligus sebagai pengingatkan bahwa bencana bisa terjadi kapan dan di mana saja. Karenanya, diselipkan pula pesan untuk mewaspadai potensi bencana alam.

"Rencananya bantuan yang terkumpul ini diserahkan kepada komunitas mendongeng Surabaya, agar para pendongeng itu bisa terbang kesana dan menghibur para anak-anak Palu yang sedang tertimpa musibah," harap Pudji.




Baca juga:
Potensi Gempa Susulan, BMKG Tuban Imbau Warga Jauhi Bangunan Gedung