jatimnow.com - Diduga uang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) digelapkan, warga Desa Sanenrejo Kecamatan Tempurejo Jember melakukan aksi unjuk rasa ke kantor desa setempat.
"Kami sudah mediasi dua kali dan kades siap melunasi pajak terutama yang (diduga) digelapkan. Masyarakat lelah, menuntut secara hukum Kades Sutikno wajib melunasi," kata Koordinator Aksi Priyo Julianang, Selasa (11/2/2024).
Menurutnya, dugaan penggelapan pajak itu dimulai tahun 2004 sampai tahun 2015. Mereka beralasan, jika memang sudah terbayarkan pasti memiliki bukti kuitansi yang sudah dibayarkan.
"Tapi sampai hari ini tidak ada bukti yang dikirimkan. Malah mau mengajukan penghapusan di Kantor Bapenda (Badan Pendapatan Daerah) secara otomatis," ungkapnya.
Priyo menyebut, hitungan dari masyarakat kurang lebih sekitar Rp400 juta yang belum dibayarkan.
"Kami harap ini diselesaikan, tapi kami akan tetap menempuh jalur hukum. Karena kami hanya dapat omongan (janji)," kesalnya.
Priyo juga menyatakan, banyak masyarakat yang mengalami penunggakan pajak, akibat tidak dibayarkan.
Baca juga:
Ribuan Driver Ojol Gelar Demonstrasi di Surabaya, Ini 5 Tuntutannya
"Saya yakin masyarakat bayar pajak, karena taat hukum. Karena masyarakat setiap tahun pasti bayar," ujarnya.
Tak hanya PBB yang dipersoalkan warga, ada sekitar belasan orang yang mengajukan surat akta tanah, namun hingga tahunan belum selesai.
"Masyarakat mempercayakan ke pemerintah desa, bilangnya diproses dan ternyata belum. Ada yang setahun, dua tahun dan bahkan 4 tahun belum selesai," ucapnya.
"Uang sudah dibayarkan, tapi bukti penyelesaian tidak ada. Yang kami data, ada 15 orang yang ngajukan akte, padahal sudah bayar diantaranya Rp2,5 juta dan Rp3 jutaan," urainya.
Baca juga:
Mahasiswa Demo dan Lantik Ulang DPRD Trenggalek dengan Air Kembang
Menanggapi itu, Kepala Desa Sanenrejo Sutikno mengatakan, sangat menghormati masyarakatnya yang melakukan aksi.
"Kami akan rapat ke Bapenda, kelemahan itu kita hormati. Barangkali ada keteledoran, tentu kita bantu. Masyarakat kurang memahami," akunya.
"Memang manusia tidak sempurna, bisa keteledoran. Yang jelas yang akan datang, kita kondisikan dan butuh waktu. Mulai sekarang kita benahi, agar bisa dipertanggungjawabkan," pungkasnya.