jatimnow.com - 2 Seniman muda menaiki mobil Suzuki Carry keluaran beberapa dekade lampau memulai tour bertajuk Roda Nasib Art Funny Road.
Berangkat dari Yogyakarta, singgah di beberapa kota, hingga tiba di Kota Surabaya dan menggelar pameran seni rupa mulai Jumat (15/2/2025) lalu di ArtLab Jalan Darmokali 16 Surabaya.
Dalam pameran seni rupa bertema Api Asmara Raya ini, kedua seniman, Radil dan Muas Giraz juga berkolaborasi dengan komunitas WANI dari Surabaya.
"Di sini ada ekshibisi (pameran), observasi, ziarah, riset kekaryaan, serta diskusi. Untuk seni yang ditampilkan ada lukisan, sketsa, musik, juga sastra," ucap Radil, Senin (17/2/2025).
Radil dan Muas Giraz lantas menceritakan perjalanan touring Roda Nasib yang berangkat dari Yogyakarta ini.
"Kami berangkat tanggal 7 Februari dari Yogyakarta, lalu berziarah makam para seniman, yaitu (pelukis) Afandi. Kemudian kami melanjutkan perjalanan, singgah di Klaten, ziarah ke makam (sastrawan) Ronggowarsito, serta melakukan pengarsipan," lanjut Radil.
Dari situ, mereka mampir ke komunitas warung kopi dan berkolaborasi untuk karya seni. Selain itu, mereka juga berkolaborasi dengan para pegiat seni di Solo.
Radil mengaku banyak berkolaborasi dengan para pegiat seni di tiap daerah yang mereka singgahi. Mereka merasa dapat saling bertukar informasi, berdiskusi, hingga mengasah pemikiran di berbagai bidang seni dan kebudayaan.
Muas Giraz menambahkan, bahwa perjalanan Roda Nasib ini juga untuk bersilaturahmi, bertukar informasi, saling asah, asih, asuh dengan pelaku seni di berbagai daerah.
"Dari kegiatan ini, kita bisa menjalin kolaborasi kegiatan serupa apa nanti ke depan," ujarnya.
Giraz mengaku tour yang dilakukan ini terinspirasi dari Ronggowarsito dengan cakra manggilingan yang bermakna tentang hidup yang berputar.
Baca juga:
Pertunjukan Seni Rupa Surabaya: Kutunggu di Balai Pemuda
"Kita juga melakukan perputaran hidup, moving, hijrah, seperti orang-orang terdahulu juga, seperti para musafir," terangnya.
Namun Giraz menekankan, bahwa mereka tidak ingin melakukan eksploitasi, melainkan bersinergi dengan teman-teman di daerah setempat untuk melakukan penciptaan, atau kreasi kekaryaan.
Aksi Roda Nasib ini pun mendapat respons positif dari berbagai tempat yang mereka kunjungi. Hal ini menjadi penambah semangat untuk terus melanjutkan perjalanan ke tempat-tempat selanjutnya dan berkolaborasi dalam kekaryaan.
Sementara dalam aktivitas berziarah ke makam para seniman, rupanya bukan makam dua seniman besar itu saja yang mereka kunjungi, melainkan juga makam pencipta puluhan lagu keroncong Gesang, musisi legendaris asal Surabaya, Gombloh.
Nantinya, mereka juga berencana menziarahi makam pelukis Panji Tisna, penyair Umbu Landu Parangi, dan sastrawan Danarto.
Baca juga:
Foto: Menyusuri Dimensi Waktu di Basement Alun-Alun Surabaya
Bagi Giraz, ziarah ke makam para seniman besar itu adalah bentuk apresiasi atas karya dan pemikiran para seniman yang telah diwariskan pada generasi sesudahnya.
"Mereka para seniman terdahulu adalah orang hebat dalam skala nasional, bahkan juga internasional. Pemikiran mereka perlu kita apresiasi. Nilai fungsi pemikiran mereka sampai sekarang masih kita gunakan. Karena mereka juga, kita saat ini mendapat warisan pemikiran tentang hidup, seni dan kekaryaan," tutur Muas Giraz.
Singgah di Kota Surabaya, kedua seniman-musafir ini memiliki catatan tersendiri.
"Surabaya menjadi titik transit para seniman, misal dari Bali mau ke Yogyakarta, atau sebaliknya, bisa transit di Surabaya. Sehingga Surabaya ini menjadi komplit, juga kawasan yang netral, yang bisa menerima segala macam pandangan, gaya atau aliran, bahkan juga yang aneh-aneh," ujarnya tertawa, sembari bersiap melanjutkan perjalanan ke kota selanjutnya, yaitu Banyuwangi.
Sebelumnya, mereka sempat singgah di Solo, Sragen, Jombang, dan Mojokerto. Selanjutnya, mereka akan ke Banyuwangi, kemudian ke Bali, lalu kembali ke Yogyakarta.
URL : https://jatimnow.com/baca-75465-tour-2-seniman-di-roda-nasib-saat-singgahi-surabaya