Pixel Code jatimnow.com

Ramadan Now 2025

Kerupuk Rambak Khas Tulungagung jadi Buruan saat Lebaran, Produsen Kewalahan

Editor : Yanuar D   Reporter : Bramanta Pamungkas
Pekerja kerupuk rambak di Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Pekerja kerupuk rambak di Tulungagung. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

jatimnow.com - Produksi kerupuk rambak di Desa Sembung, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung mengalami peningkatan selama Ramadan. Kudapan renyah ini menjadi salah satu oleh-oleh khas yang banyak dicari oleh pemudik saat lebaran nanti. Para produsen bahkan mengaku kewalahan jika harus memenuhi permintaan konsumen dari luar kota.

Salah satu pemilik usaha pengolahan kerupuk rambak, UD Intan Jaya, Waluyo menyebut peningkatan produksi tahun ini berkisar 200 persen. Jika hari biasa mereka mampu memproduksi 1 kwintal kerupuk rambak, saat ini setiap hari mereka dapat memproduksi hingga 1,5 kwintal. Jumlah tersebut masih bisa bertambah lagi mendekati lebaran ini.

“Kalau diprediksi peningkatan tahun ini mencapai 200 persen, saat ini setiap hari kita memproduksi 1,5 kwintal kerupuk rambak," ujarnya, Rabu (19/08/2025).

Meskipun mengalami peningkatan namun Waluyo menyebut angka tersebut menurun dibanding tahun lalu. Pada tahun-tahun sebelumnya kenaikan volume produksi maupun permintaan bisa mencapai 300 persen bahkan lebih. Waluyo berharap lonjakan permintaan kerupuk rambak masih akan terjadi mendekati hari H Lebaran yang jatuh pada akhir Maret ini.

“Sekarang memang naik, sekitar dua kali lipat. Tapi biasanya lonjakan paling tinggi terjadi beberapa hari sebelum Lebaran. Kami prediksi permintaan bisa kembali normal seperti tahun-tahun sebelumnya," tuturnya.

Waluyo pun memastikan tidak ada perubahan harga. Kerupuk rambak sapi tetap dijual dengan harga  Rp115 ribu per kilogram dan rambak kerbau Rp185 ribu per kilogram. Bahan baku utama berupa kulit sapi dan kerbau diperoleh dari luar Pulau Jawa, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan. Pasokan bahan baku tahun ini relatif lancar dan tidak menemui kendala berarti.

"Biasanya menjelang Lebaran ada hambatan pengiriman, tapi tahun ini semua berjalan normal. Jadi produksi juga tidak terganggu," pungkasnya.