Pixel Code jatimnow.com

Sampah Plastik Australia Ancam Kesehatan Bayi di Jawa Timur

Editor : Ni'am Kurniawan   Reporter : Ali Masduki
Aksi Ecoton di Surabaya menuntut Australia hentikan kiriman sampah plastik yang mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan bayi, Rabu (06/8/2025). Foto: Ecoton for JatimNow.com
Aksi Ecoton di Surabaya menuntut Australia hentikan kiriman sampah plastik yang mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan bayi, Rabu (06/8/2025). Foto: Ecoton for JatimNow.com

jatimnow.com - Di tengah perundingan Perjanjian Global tentang Plastik di Jenewa, Swiss, Ecoton menggelar aksi di depan Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, mendesak Australia untuk menghentikan pengiriman sampah ke Indonesia.

Ecoton mengungkap bahwa sampah plastik Australia menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan di Indonesia.

Data Ecoton menunjukkan Australia telah mengirimkan 2,7 miliar kilogram sampah kertas (HS 4707) terkontaminasi plastik ke Indonesia sejak 2020, dengan rata-rata 542 ribu ton per tahun.

Selain itu, 22.333 ton sampah plastik (HS 3915) juga dikirim selama periode 2023-2024, meningkat 27,9% dari periode sebelumnya.

Koordinator Aksi Sampah Impor Ecoton, Alaika Rahmatullah, mengungkapkan kekhawatiran atas dampak sampah plastik Australia terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

"Australia harus segera menghentikan ekspor sampah plastik ke Indonesia dan mendukung perjanjian internasional yang adil dalam Global Plastic Treaty," tegasnya, Rabu (06/8/2025).

Ecoton menemukan bahwa sampah plastik Australia memicu pencemaran dioksin di beberapa desa di Sidoarjo dan Malang.

Lebih mengkhawatirkan lagi, penelitian Ecoton, Wonjin University, dan UNAIR menemukan mikroplastik dalam darah, amnion, dan urine manusia di Indonesia.

Baca juga:
Pantai Timur Surabaya Tercekik Sampah Plastik, Mangrove Terancam Punah

Kepala Laboratorium Ecoton, Rafika Aprilianti, menjelaskan bahwa temuan mikroplastik dalam tubuh manusia, termasuk janin, sangat mengkhawatirkan.

"Temuan kami menunjukkan bahwa rahim tidak lagi menjadi ruang aman bagi janin, karena mikroplastik telah ditemukan di plasenta, cairan ketuban, darah tali pusat, darah ibu. Hal ini dapat menyebabkan janin mengalami stress oksidatif, gangguan hormonal dan kerusakan DNA janin," paparnya.

Ecoton juga menyoroti bahwa paparan mikroplastik memperburuk ketimpangan kesehatan, terutama pada bayi dan anak-anak. Rata-rata paparan harian mikroplastik pada bayi usia 0–6 bulan diperkirakan sebesar 49 partikel per hari.

Ecoton telah mendesak Australia untuk bertanggung jawab atas pengiriman sampah plastiknya sejak 2024, namun belum ada tindakan konkret yang diambil.

Baca juga:
ECOTON Edukasi Bahaya Mikroplastik pada Anak di Hari Anak Nasional 2025

Sampah plastik Australia dibakar terbuka dan ditimbun sembarangan, melepaskan dioksin beracun ke lingkungan.

Untuk itu, Ecoton meminta segera hentikan seluruh bentuk ekspor sampah plastik dari Australia ke Indonesia.

Dukung Perjanjian Global Plastik yang ambisius, mengikat, dan berkeadilan. Selanjutnua Pemerintah Australia dan Indonesia harus aktif melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari bahan kimia berbahaya dalam plastik.