Pixel Code jatimnow.com

Unusa Fokus Kesehatan, Lahirkan Doktor Inovatif

Editor : Ni'am Kurniawan   Reporter : Ali Masduki
Sidang Senat Terbuka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-12 yang digelar di Auditorium Kampus B Unusa Tower Lt.9, Rabu (13/8/2025). Foto/Humas Unusa
Sidang Senat Terbuka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-12 yang digelar di Auditorium Kampus B Unusa Tower Lt.9, Rabu (13/8/2025). Foto/Humas Unusa

jatimnow.com - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui inovasi dan penelitian. Hal ini terangkum dalam Sidang Senat Terbuka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-12 yang digelar di Auditorium Kampus B Unusa Tower Lt.9, Rabu (13/8/2025).

Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS), Prof. Mohammad Nuh, mengapresiasi Unusa atas prestasinya yang melampaui usia. Ia menegaskan bahwa Unusa sejak awal didesain untuk menjadi universitas yang unggul dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Kita akan mengembangkan Unusa menjadi kampus yang unggul, kedepannya kita akan membuka program PPDS Jantung serta Obgyn, S2 Kesehatan Masyarakat, serta Pendidikan Profesi Gizi," ucap Prof Nuh.

Rektor Unusa Achmad Jazidie, menambahkan bahwa orientasi Unusa selalu bermuara pada kemanfaatan. Pihaknya akan terus mengkaji kebutuhan masyarakat dan terlibat aktif dalam penelitian dan inovasi yang memberikan solusi nyata.

"Meskipun tantangan semakin berat, jika kita mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, maka manfaatnya akan benar-benar dirasakan. Karena itu, pada peringatan Harlah kali ini, kami mengangkat tema ‘Terus Berinovasi Meraih Kejayaan," ungkapnya.

Dalam rangkaian Harlah Unusa ke-12, tiga dosen yang baru meraih gelar doktor menyampaikan orasi ilmiah yang mengangkat tema-tema krusial di dunia kesehatan.

Dr. dr. Ardyarini Dyah Savitri, SpPD FINASIM, menyoroti pentingnya pencegahan dini penyakit ginjal diabetik (PGD) akibat diabetes melitus (DM) tipe 2. Ia mengungkapkan bahwa biaya perawatan PGD terus meningkat dan menjadi beban bagi sistem kesehatan.

"Studi di Amerika Serikat menunjukkan, gagal ginjal menelan biaya hingga lebih dari 15 juta dolar per tahun. Di tingkat nasional, dilaporkan oleh BPJS Kesehatan, pembiayaan perawatan untuk kasus PGK serta GGT mencapai Rp 11 triliun pada tahun 2024," katanya.

Baca juga:
Spesialis Rehabilitasi Medik dari Malaysia Ikuti Program Intensif di FK Unusa

Ardyarini menyarankan terapi farmakologi dan penggunaan bahan alami seperti buah stroberi yang kaya antioksidan untuk mengontrol kadar gula darah.

Dr. Yurike Septianingrum, S.Kep., Ns., M.Kep., membahas inovasi model dukungan manajemen diri dalam transisi perawatan pasien stroke. Ia mengatakan bahwa stroke bukan hanya penyebab utama kecacatan, tetapi juga masalah kesehatan termahal secara global.

"Saya meyakini ketika pasien memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuannya, maka ia akan lebih termotivasi untuk mengelola kesehatannya secara aktif dan bertanggung jawab, bahkan setelah keluar dari rumah sakit," katanya.

Yurike mengembangkan Model Dukungan Manajemen Diri Berbasis Perawatan Transisi untuk meningkatkan perilaku manajemen diri dan kemandirian pasien stroke.

Baca juga:
Unusa, UNICEF dan Pemprov Jatim Sukseskan Fortifikasi Pangan

Dr. Agus Aan Adriansyah, S.KM., M.Kes., mengangkat masalah pelayanan postnatal care (PNC) yang belum optimal. Ia mengembangkan model social competence pada bidan dalam pelayanan PNC sebagai solusi inovatif.

"Model ini menempatkan kesadaran sosial meliputi empati, orientasi pelayanan, dan kesadaran organisasi sebagai fondasi utama untuk membangun keterampilan sosial, serta memperkuat komunikasi interpersonal dan kemitraan antara bidan, ibu nifas, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya," tandasnya.