Pixel Code jatimnow.com

Prof Mulyanto Nugroho Kembali Pimpin Untag Surabaya

Editor : Ni'am Kurniawan   Reporter : Ali Masduki
Prof Mulyanto Nugroho (tengah), usai mengambil sumpah jabatan sebagai Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya untuk periode masa jabatan 2025-2029. (Foto: Ali Masduki/jatimnow.com)
Prof Mulyanto Nugroho (tengah), usai mengambil sumpah jabatan sebagai Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya untuk periode masa jabatan 2025-2029. (Foto: Ali Masduki/jatimnow.com)

jatimnow.com - Prof Mulyanto Nugroho kembali mengemban amanah sebagai Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya untuk periode masa jabatan 2025-2029.

Dalam kepemimpinannya, Prof Mulyanto akan memfokuskan diri pada peningkatan mutu pendidikan dan mendorong internasionalisasi kampus.

"Untag Surabaya harus mengacu pada standar internasional, bukan hanya standar nasional," tegas Prof Mulyanto, usai penatikan Rektor, Wakil Rektor dan pejabat struktural, Selasa (19/8/2025).

Ia menjelaskan bahwa sejak tahun 2018, Untag Surabaya telah membuka empat program studi internasional.

"Tahun 2021, tiga prodi berhasil meraih akreditasi internasional. Tahun ini, insyaallah bertambah empat lagi, sehingga total menjadi tujuh prodi berakreditasi internasional," imbuhnya.

Selain itu, Prof Mulyanto menegaskan pentingnya implementasi Catur Dharma perguruan tinggi, termasuk pendidikan patriotisme bagi mahasiswa S1 hingga S3.

"Kami ingin menanamkan nilai patriotisme di Kampus Merah Putih. Hal ini sejalan dengan program Kampung Pancasila yang dikembangkan Pemkot Surabaya," jelasnya.

Untuk memperluas akses pendidikan, Untag Surabaya juga menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam pemberian beasiswa.

"Tahun lalu, ada 17 mahasiswa program vokasi yang dibiayai Pemkot Surabaya," ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, J Subekti, mengungkap tantangan yang dihadapi perguruan tinggi swasta (PTS) saat ini.

Baca juga:
Sentuhan Teknologi Infrared Dongkrak Produktivitas Batik Wonosalam

"Perguruan tinggi swasta dihadapkan pada dua persoalan besar: hadirnya perguruan tinggi negeri berbadan hukum yang mampu menyerap banyak lulusan SMA, serta masuknya universitas asing ke Indonesia," ungkapnya.

Subekti mencontohkan kehadiran dua universitas asal Australia di Surabaya. "Orang tua berduit tentu akan lebih memilih ijazah luar negeri. Karena itu, kami berharap rektor bersama jajaran mampu menyatukan semua elemen kampus menghadapi tantangan ini dengan semangat tinggi, bukan ketakutan," terangnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang turut menyaksikan acara peantikan meyakini Untag Surabaya akan semakin berkembang di bawah kepemimpinan Prof Mulyanto.

"Saya yakin di bawah kepemimpinan Prof Mulyanto, Untag akan terus maju dan menjadi salah satu perguruan tinggi yang selalu ada di hati masyarakat, khususnya warga Surabaya dan Indonesia pada umumnya," katanya.

Baca juga:
4 Sehat 5 Sempurna Jadi Menu Wajib PKKMB Untag Surabaya 2025

Eri menilai dedikasi Prof Mulyanto telah terbukti sejak periode pertama hingga kedua, yang membawa perubahan signifikan bagi Untag Surabaya.

"Untag memiliki jiwa patriotisme yang kuat. Ilmu setinggi apapun tidak akan berarti bila tidak dibarengi semangat patriotisme untuk bangsa, dan itu ada di Untag," ujarnya.

Pemkot Surabaya, lanjut Eri, akan terus berkolaborasi dengan Untag Surabaya, salah satunya melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bisa diarahkan untuk mendampingi kampung-kampung Pancasila.

Selain itu, pemkot tengah mengkaji pemberian bantuan pendidikan tidak hanya bagi mahasiswa yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN), tetapi juga perguruan tinggi swasta (PTS). Skema tersebut ditargetkan terealisasi pada 2026.

"Syaratnya, mereka harus memiliki jiwa patriotisme dan kembali mengabdi ke kampung halamannya," pungkas Eri, yang juga merupakan alumnus S2 Untag Surabaya.