jatimnow.com-Aksi pengurusakan dan penjarahan yang terjadi di Museum Bagawanta Bhari milik Pemkab Kediri mencapat kecaman banyak pihak. Sejumlah komunitas pelestari budaya dan sejarah sangat menyayangkan kejadian ini.
Sejumlah koleksi museum tersebut hilang. Salah satunya artefak fragmen kepala Ganesha yang menjadi koleksi di museum ini. Pihak Pemkab sendiri berharap koleksi tersebut bisa dikembalikan ke museum.
Pendiri Balai Konservasi Artefak Desa (Bakonardes), Dani Satria mengecam aksi penjarahan dan pengrusakan museum ini. Pihaknya meminta artefak yang sudah dijarah dan diambil agar segera dikembalikan ke museum.
Dari catatan pemerintah daerah, setidaknya beberapa benda peninggalan berharga hilang dalam peristiwa tersebut. Koleksi yang lenyap di antaranya fragmen arca Kepala Ganesha, tiga wastra kain batik, plakat HVA Sidomulyo (2 buah), bata ber inskripsi dan arca Sumbercangkring. Hilangnya artefak bersejarah ini merupakan kerugian besar yang tidak bisa digantikan dengan uang.
“Setiap benda memiliki nilai sejarah yang penting untuk menjaga identitas bangsa. Merusaknya sama dengan menghapus memori kolektif kita,” ujarnya, Selasa (2/9/2025).
Baca juga:
Forum Cinta Damai Kediri Serukan Persatuan dan Doa untuk Almarhum Affan
Hal senada juga diungkapkan Paguyuban Belajar Seni Tosan Aji Nusantara. Ketua Paguyuban Belajar Seni Tosan Aji Nusantara, Agung Sedayu merasa prihatin dengan aksi tersebut. Pihaknya mendorong pemerintah untuk meningkatkan upaya konservasi, penyelamatan, perlindungan, serta pemeliharaan warisan sejarah dan budaya nusantara secara berkelanjutan.
"Kami meminta siapa saja yang mengambil artefak koleksi museum Bagawanta Bhari Kediri untuk segera mengembalikannya ke pihak museum," tuturnya.
Baca juga:
Pemkab Kediri Tergetkan Peningkatan Kemantapan Jalan Hingga 89 Persen
Sementara itu Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana membuka layanan pengembalian barang-barang serta artefak yang dijarah pada insiden yang terjadi pada Sabtu (30/8/2025) malam. Layanan tersebut dibuka guna menekan besarnya kerugian yang terjadi akibat insiden penjarahan yang terjadi. Masyarakat yang mengambil maupun yang menemukan artefak diharapkan bersedia mengembalikan ke Pemkab.
“Kita buka layanan hotline mohon bantuannya kepada teman-teman media,” tutupnya.