Pixel Code jatimnow.com

Pelajar Terlibat Kerusuhan, Pengamat Sebut Blitar Darurat Pendidikan Kebangsaan

Editor : Bramanta  
Foto: Terduga pelaku kerusuhan yang ditangkap Polres Blitar Kota (Polres Blitar Kota/jatimnow.com)
Foto: Terduga pelaku kerusuhan yang ditangkap Polres Blitar Kota (Polres Blitar Kota/jatimnow.com)

jatimnow.com– Dunia pendidikan di Blitar sedang menghadapi krisis serius akibat tingginya angka anak putus sekolah dan meningkatnya keterlibatan pelajar serta anak putus sekolah dalam aksi kerusuhan dan tindakan anarkis. Dari hasil pengungkapan yan dilakukan Polisi, mayoritas mereka yang terlibat dalam aksi kerusuhan beberapa waktu lalu masih berusia pelajar. Hal tersebut menjadi bukti bahwa mereka mengalami krisis identitas.

Kepala Sekolah Kelas Bung Karno Blitar, Joko Pramono menyebut kondisi ini sebagai darurat pendidikan kebangsaan yang membutuhkan perhatian mendesak dari pemerintah, pelaku pendidikan, dan seluruh elemen masyarakat. Tingginya angka anak putus sekolah tidak hanya mencerminkan masalah akses pendidikan, tetapi juga kegagalan dalam membangun karakter kebangsaan yang kokoh di kalangan generasi muda.

“Anak-anak yang putus sekolah rentan terjerumus ke dalam perilaku negatif, seperti kerusuhan dan tindakan anarkis, karena kurangnya pendidikan karakter dan kesadaran kebangsaan,” ujarnya, Kamis (4/9/2025)

Fenomena ini diperparah oleh maraknya aksi anarkis dan vandalisme yang melibatkan pelajar, yang sering diprovokasi oleh anak putus sekolah. Hal ini menunjukkan minimnya pembinaan karakter dan arah pendidikan yang jelas.

Baca juga:
Gedung DPRD Kabupaten Blitar Tak Luput Dari Aksi Pembakaran Massa

Untuk mengatasi krisis ini, Joko mengusulkan penguatan pendidikan karakter melalui program Nation and Character Building yang digagas melalui Kelas Bung Karno. Kelas tersebut merupakan sebuah forum diskusi kebangsaan yang diadakan rutin setiap dua minggu di Istana Gebang. Program ini bertujuan menanamkan nilai-nilai nasionalisme, seperti cinta tanah air, disiplin, keberanian, dan tanggung jawab sosial, melalui kegiatan edukatif dan interaktif.

“Kami ingin anak-anak, baik yang masih bersekolah maupun yang putus sekolah, memahami identitas dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara,” tuturnya.

Baca juga:
Rekonstruksi Pembunuhan Wanita Kediri di Blitar, Pelaku Peragakan 51 Adegan

Joko juga menyoroti nilai-nilai nasionalisme yang diajarkan Proklamator Republik Indonesia, Bung Karno, sebagai fondasi untuk membentuk generasi emas yang berintegritas. Pihaknya meminta pemerintah daerah untuk serius menangani fenomena Anak Tidak Sekolah (ATS) dengan pendekatan komprehensif, termasuk memperluas akses pendidikan kebangsaan dan meningkatkan kualitas pendidikan karakter di sekolah.

“Pendidikan karakter ala Bung Karno menanamkan semangat cinta tanah air dan anti-kekerasan. Ini penting untuk mencegah pelajar terlibat dalam tindakan anarkis dan vandalis,” pungkasnya.