jatimnow.com - Gempa berkekuatan magnitudo 6,5 yang mengguncang wilayah Sumenep, pada Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB, mempersempit celah korban yang masih terjebak pada reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, yang ambruk Senin (29/9/2025) lalu.
“Sebelum gempa, posisi bordes atau celah sekitar 15 cm dari lantai, sehingga korban masih bisa menggerakkan kepala. Namun pascagempa, celah itu menyempit signifikan, hanya sekitar 10 cm,” ujar Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Basarnas, Emi Frizer, dalam konferensi pers di Posko Crisis Centre Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Rabu (1/10/2025).
Menurut Emi, kondisi tersebut membuat korban semakin terhimpit material. Ia menjelaskan, lingkar kepala anak usia remaja rata-rata berdiameter 10–12 cm. Dengan celah yang kini hanya 10 cm, ruang gerak korban semakin terbatas.
Tim SAR mengakui, situasi ini membuat proses evakuasi semakin sulit karena harus mengutamakan keselamatan korban di tengah reruntuhan yang tidak stabil.
Baca juga:
Polda Jatim Gandeng Pakar dari ITS Fokus Evakuasi Korban Ponpes Sidoarjo
“Kesulitan kami adalah bagaimana mempertahankan nyawa korban, sementara akses yang tersedia membutuhkan waktu lebih lama,” jelas Emi.
Meski demikian, Emi menegaskan Tim SAR tidak kekurangan alat maupun personel. Sebanyak 375 personel gabungan telah dikerahkan dengan peralatan lengkap, baik pneumatic, berbasis gas, maupun manual.
Baca juga:
Ponpes Bahrul Ulum Jember Gelar Doa Bersama Bagi Korban di Ponpes Al Khoziny
“Artinya, kami tidak kekurangan peralatan. Namun, kehati-hatian tetap kami kedepankan. Satu nyawa sangat berharga,” tegasnya.