Pixel Code jatimnow.com

Tim SAR Deteksi 15 Korban di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 7 Masih Responsif

Editor : Yanuar D  
Kondisi reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (Foto: BPBD Jatim/jatimnow.com)
Kondisi reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (Foto: BPBD Jatim/jatimnow.com)

jatimnow.com – Tim gabungan pencarian dan pertolongan terus berupaya mengevakuasi korban reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Basarnas, Emi Freezer mengungkapkan bahwa tim telah mendeteksi 15 titik korban di bawah reruntuhan.

“Dari hasil deteksi, ada 8 korban terhimpit kolom bangunan. Dua di antaranya berada di sektor A1, dengan posisi bersebelahan. Salah satu masih responsif meski kondisinya terjepit, sedangkan satu lainnya dinyatakan ‘hitam’ atau tidak menunjukkan tanda kehidupan,” jelas Freezer dalam konferensi pers, pada Rabu (1/10/2025).

Sisanya, lanjutnya, terdeteksi di ruangan sebelah yang terpisah oleh struktur bangunan. Dari total 15 korban, 7 masih memberi respons saat dilakukan komunikasi.

“Tadi pagi jumlah yang responsif berkurang menjadi 6 akibat dampak gempa (Sumenep) semalam. Artinya, tekanan beton semakin kuat sehingga pergerakan korban semakin terbatas,” ujarnya.

Emi menerangkan, proses evakuasi dilakukan dengan teknik tunneling atau pembuatan lorong sempit menuju titik korban. Diameter lubang yang digali hanya sekitar 70 cm dengan jarak 7 meter dari titik awal.

Baca juga:
Pemprov Jatim Siagakan Dukungan Penuh Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny Ambruk

“Konstruksi ini sangat berisiko karena banyak kolom beton yang menopang reruntuhan. Satu getaran saja bisa memicu longsoran tambahan,” katanya.

Menurutnya, salah satu korban di sektor A1 sempat mampu menggerakkan kepala dan tangan sebelum gempa, namun setelahnya hanya bisa merasakan sakit pada bagian tubuh tertentu akibat kompresi semakin kuat.

“Ini menandakan aliran darah masih ada, sensorik masih berfungsi, artinya masih ada harapan untuk diselamatkan,” jelasnya.

Baca juga:
Ahli Konstruksi ITS: Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Akibat Kegagalan Struktur

Basarnas menegaskan bahwa klasifikasi kondisi korban di lapangan dibagi menjadi beberapa kategori Merah untuk korban yang masih responsif, Hitam untuk yang sudah tidak menunjukkan tanda kehidupan, sementara status medis lengkap akan ditentukan setelah korban berhasil dievakuasi melalui proses triase medis.

“Prinsipnya, setiap korban masih dianggap memiliki peluang hidup selama belum dievakuasi. Karena itu, operasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian, meminimalkan risiko, dan berpacu dengan waktu emas,” pungkas Emi.