jatimnow.com–Dalam momentum peringatan Hari Santri Nasional, Bupati Jember Muhammad Fawait mengajak seluruh santri di Kabupaten Jember untuk menjauhi segala bentuk penyalahgunaan narkoba. Ia menegaskan bahwa santri harus menjadi garda terdepan dalam menjaga moral bangsa dan meneruskan perjuangan Rasulullah SAW.
Ajakan tersebut disampaikan Gus Fawait saat menghadiri kegiatan penyuluhan anti narkoba bagi santriwan dan santriwati yang digelar di Pendopo Wahyawibawagraha, Rabu (22/10/2025). Acara ini mengusung tema “Santri Tangguh, Bersih Narkoba, Sehat Jiwa Raga dan Sadar Hukum.”
Dalam sambutannya, Bupati yang dikenal sebagai “Bupati Santri” itu menegaskan peran strategis pesantren dalam membentuk generasi unggul dan berakhlak mulia. Ia juga menyoroti kontribusi besar para tokoh nasional yang berasal dari kalangan pesantren, seperti Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Wakil Presiden Ma’ruf Amin, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Pesantren terbukti melahirkan pemimpin-pemimpin besar bagi negeri ini,” ujar Gusnya.
Sebagai santri pertama yang dipercaya memimpin Kabupaten Jember, Gus Fawait mengaku bangga dan berharap akan lahir tokoh-tokoh nasional berikutnya dari kalangan santri Jember.
Baca juga:
Dalam Dua Pekan, Pemkab Jember Borong Lima Penghargaan Nasional dan Regional
Dalam kesempatan tersebut, ia juga memberikan peringatan tegas tentang bahaya narkoba yang dapat merusak moral, kesehatan, dan tatanan keagamaan di lingkungan pesantren.
“Santri Jember harus bersih dari narkoba, alkohol, dan semua bentuk penyimpangan. Jangan sampai pesantren tercemar,” tegasnya.
Lebih lanjut, Gus Fawait mengajak seluruh santri untuk berpegang teguh pada ajaran para kiai serta meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menjaga integritas dan keteguhan iman.
Baca juga:
Jember Raih Juara III di East Java Tourism Marketing Award 2025
Sebagai langkah konkret pencegahan, Pemerintah Kabupaten Jember akan menggandeng aparat TNI dan Polri untuk memberikan sosialisasi bahaya narkoba di berbagai lembaga pendidikan, mulai dari pesantren, sekolah, hingga perguruan tinggi.
“Pendidikan bahaya narkoba harus menyeluruh dan sistematis. Kita tidak boleh lengah,” pungkasnya.