Pixel Code jatimnow.com

Ketua Ansor Jatim Musaffa Safril Dinobatkan sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025

Editor : Ali Masduki   Reporter : Ali Masduki
Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, terpilih sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025 versi FJN. (Foto: Ali Masduki/jatimnow.com)
Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, terpilih sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025 versi FJN. (Foto: Ali Masduki/jatimnow.com)

jatimnow.com - Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, menerima penghargaan Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025 dari Forum Komunikasi Jurnalis Nahdliyin (FJN).

Penghargaan ini diumumkan bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional 2025 sebagai bentuk apresiasi atas dedikasinya dalam menggerakkan kepemudaan Nahdlatul Ulama (NU) serta kontribusinya bagi masyarakat.

Tokoh muda NU yang akrab disapa Mas Saffa ini mengaku terharu atas penghargaan tersebut. Ia menilai, pengakuan ini menjadi bukti bahwa perjuangan tulus dalam berkhidmat tak akan sia-sia.

“Saya bangga, anak-anak saya bangga, istri saya juga bangga. Sebagai orang yang tak pernah berpikir untuk tampil di mana pun, kabar ini membuat saya benar-benar terkejut,” ujarnya usai menerima penghargaan di kantor Ansor Jatim, Rabu (29/10/2025).

Perjalanan hidup Musaffa Safril penuh lika-liku perjuangan. Pria asal Madura ini merantau ke Surabaya dengan kondisi serba terbatas, jauh sebelum dikenal sebagai tokoh muda NU.

“Saya tidak pernah membayangkan bisa menjadi Ketua PW. Awalnya saya bergabung ke Ansor hanya karena ingin berkhidmat. Saya lulus kuliah dengan bekal uang Rp300 ribu dari ibu. Pernah tiga hari tidak makan nasi, hanya minum air keran karena tidak punya uang,” kenangnya.

Dalam masa-masa sulit itu, Mas Saffa bekerja sebagai marbot masjid di kawasan Penjaringan, Surabaya. Dari situlah kehidupannya mulai berangsur stabil.

Ia aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan sempat magang di kantor hukum, sebelum akhirnya menekuni dunia wirausaha.

Inspirasi datang dari seorang pengusaha asal Madura yang membuatnya berani memulai bisnis kecil-kecilan. Dengan modal terbatas, ia menjual oleh-oleh khas Madura seperti rengginang dan keripik singkong, hingga akhirnya merintis usaha batik tulis Madura yang kini berkembang pesat.

“Saya berkhidmat di Ansor. Banyak teman bilang, barokahnya Ansor itu nyata, dan saya merasakannya. Kalau batik itu pancingnya, maka Ansor adalah pupuknya,” ungkapnya.

Selain di bidang organisasi dan bisnis, H. Musaffa Safril, juga aktif memperjuangkan kesejahteraan petani tembakau Madura. Ia menyoroti kondisi petani yang kerap tidak berdaya menghadapi dominasi pabrik besar dalam menentukan harga.

Baca juga:
Dodik Ariyanto Sabet Penghargaan FJN, Santri Zaman Now Sukses Dunia Akhirat

“Madura dikenal sebagai lumbung tembakau, tapi ironisnya, kini sulit mencari tembakau terbaik dari daerah sendiri. Petani tidak berdaya karena harga sepenuhnya dikendalikan pabrik-pabrik besar,” tegasnya.

Bersama rekan sesama pengusaha dan aktivis, H. Khairul Umam (Haji Her) yang juga terpilih sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025, Mas Saffa mendorong pembentukan sistem perdagangan yang lebih berpihak kepada petani. Upaya ini mulai membuahkan hasil.

Harga tembakau petani kini meningkat hingga Rp65.000 per kilogram, berkat inisiatif pengusaha lokal yang berani menampung hasil panen.

Namun, tantangan baru muncul dengan maraknya peredaran rokok ilegal. Untuk menanggulangi hal ini,
Mas Saffa mengusulkan pembentukan Kawasan Industri Khusus Tembakau di Madura serta penerapan Cukai Hasil Tembakau (CHT) Kelas III bagi industri rokok lokal.

Kebijakan tersebut, menurutnya, akan memberi ruang bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk bersaing secara legal sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat Madura.

Gagasan ini juga selaras dengan perjuangan Asosiasi Pengusaha Tembakau Muda Madura (APTMA) yang sedang memperjuangkannya di tingkat DPR RI.

Baca juga:
Wali Kota Blitar Mas Ibin Raih Penghargaan Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025

Ketua FJN, Didi Rosadi, menjelaskan bahwa penghargaan tersebut diberikan setelah melalui proses penilaian yang panjang dan independen. Ia menilai Mas Saffa layak mendapat apresiasi karena rekam jejaknya yang konsisten, sederhana, namun berdampak luas bagi masyarakat.

“Kami melihat Mas Saffa bukan hanya seorang organisatoris, tapi juga sosok yang membuktikan bahwa khidmat dan kemandirian bisa berjalan beriringan. Dari marbot masjid menjadi pemimpin Ansor, ia menunjukkan semangat santri yang pantang menyerah dan tetap membumi,” ujarnya.

Deday menegaskan, sosok seperti Mas Saffa perlu menjadi teladan bagi generasi muda NU. Menurutnya, penghargaan ini bukan sekadar simbol, melainkan pengingat bahwa setiap perjuangan kecil akan berbuah besar jika dilandasi keikhlasan.

“Kami berharap Mas Saffa bisa menginspirasi lebih banyak kader muda untuk berani berbuat nyata di lingkungan masing-masing, baik lewat organisasi, ekonomi, maupun sosial kemasyarakatan,” tutup Deday.

Penghargaan “Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025” yang diterima H. Musaffa Safril menjadi bukti nyata bahwa keikhlasan, keberanian, dan konsistensi dalam berkhidmat mampu membuka jalan menuju keberhasilan  dari marbot masjid hingga memimpin Ansor Jawa Timur.