Teroris

Mereka sebelumnya berencana akan mengontrak rumahnya selama 2 tahun.

Dua orang tersebut diketahui sebagai pasangan suami istri (Pasutri) yang diduga terkait dengan sejumlah peristiwa bom di Surabaya dan Sidoarjo.

Aksi tersebut dianggap tidak sesuai dengan perikemanusiaan. Selain itu, aksi tersebut juga bentuk kejahatan yang bertujuan untuk memecah belah bangsa.

Jemaah umroh asal Indonesia pun berempati dan mendoakan kepada korban ledakan bom, serta mendoakan agar Kota Surabaya dan Jawa Timur aman dan tentram.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera membenarkan enam jenazah yang pelaku bom Gereja masih berada di RS Bhayangkara.

Sterilisasi dan penanganan dilakukan Tim Gegana Polda Jatim hingga Senin (14/5/2018) malam pukul 20.41 Wib.

Saksi yang sempat melihat proses penangkapan tersebut menyebutkan, jika pria yang ditangkap itu memiliki ciri-ciri fisik berbadan tinggi dan berjenggot.

"Sejak menikah mereka pindah dari rumah orang tuanya sekitar 10 tahun yang lalu. Di dalam rumah itu hanya ada bapak dan ibu dari orang tuanya saja," ujarnya.