jatimnow.com - Data kependudukan masih menjadi 'PR' bagi pemerintah. Masyarakat menjadikan data kependudukan tersebut sebagai masalah utama.
Pasalnya saat ini semua pengurusan apapun menggunakan Nomor Induk Kependudukan nasional (E-KTP). Mulai kredit motor, hingga registrasi kartu handphone.
Berbagai keluhan masyarakat muncul terkait tidak sinkronnya data kependudukan tersebut. seperti yang terjadi di Ponorogo.
Baca juga: SLB Patrang Jember Ajak Siswa ke Dispendukcapil, Belajar Mengurus Adminduk
Seperti di akun Instagram 'Info Ponorogo', atas nama Fera Nuraini. Dengan judul Ribetnya Pengurusan KTP dan KK.
Dalam kiriman tersebut dilike dan dikomentari oleh ribuan nitezen yang mempunyai masalah serupa.
Curhatan online tersebut berbunyi 'Saya ingin berbagi pengalaman saya mengurus KTP dan KK yang datanya tidak sinkron di Ponorogo'.
"Ceritanya begini. Bulan Februari lalu waktu mau registrasi simcard yang harus memasukkan NIK KTP dan KK, berkali-kali saya coba ternyata gagal. Lapor ke Grapari disarankan ke Dukcapil untuk pembenaran data," tulis Fera.
Fera kemudian mendatangi Dispendukcapil Ponorogo. Disana Fera menemui puluhan orang yang bernasib sama dengannya.
Setelah melalui prosedur, Fera dikejutkan dengan alamat yang muncul atas nomornya adalah di Samarinda. Padahal Fera mengaku belum pernah sama sekali pergi ke kota di Kalimantan tersebut.
Baca juga: SMAN 3 Surabaya Pastikan Perekaman E-KTP Selesai 100 Persen
Saat dikonfirmasi, Fera Nuraini membenarkan curhatan di medsos itu. Ia mengatakan, bahwa awalnya ingin registrasi kartu SIM sekaligus mendaftarkan diri ke BPJS.
"Awalnya saya tidak tahu. Karena tidak bisa registrasi kartu SIM. NIK saya double karena saya juga terdaftar di Samarinda. Tapi masalah itu selesai setelah saya diberikan NIK," ujar Fera kepada jatimnow.com, Senin (9/4/2018).
Namun, lanjut ia, untuk daftar BPJS tidak bisa. Karena NIK itu bukan NIK dirinya, melainkan NIK bapaknya.
"Saya pun harus balik ke Capil lagi. Berarti dari awal pegawainya tidak mau ribet dengan memberikan NIK bapak saya. Tapi NIK saya masih ada di Samarinda juga. Kok tidak diselesaikan," katanya kesal.
Ia pun harus sampai enam kali mengurus KTP dan KK.
Baca juga: Klarifikasi SMAN 3 Surabaya: Hanya Beberapa Siswa Sempat Tolak Perekaman E-KTP
"Saya bolak-balik enam kali mbak demi NIK dan KK. Terakhir katanya NIK saya double. Punya bapak juga begitu. Padahal ke Samarinda juga tidak pernah," urainya.
Sementara, Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan Ponorogo, Heru Purwanto, mengatakan sudah mengetahui masalah itu.
"Ini proses penyelesaian," ujarnya singkat.
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Arif Ardianto