jatimnow.com – Muhammad Zainal Arifin, warga Desa Beton, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo menjadi korban perampokan.
Pria berusia 50 tahun kehilangan uang Rp 15.800.000,- setelah menjual sapinya di Pasar Hewan Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.
"Saya kerampokan uang habis jual sapi tadi," kata Muhammad Zainal Arifin saat ditemui di Mapolsek Siman, Sabtu (18/5/2019).
Baca juga: Video: Komplotan Rampok Modus Kempes Ban di Tulungagung Ditangkap Polisi
Menurutnya, uang hasil penjualan sapi tersebut akan digunakan untuk membeli keperluan lebaran bagi keluarganya.
"Niatnya untuk lebaran. Tapi malah kerampokan setelah menjual sapi," imbuhnya.
Meski kerampokan, dirinya tetap bersyukur karena tidak semua uang hasil penjualan sapi diambil oleh perampok. Pembeli sapinya belum melunasi total harga yang disepakati sebesar Rp 22 juta karena diberikan uang muka sebesar Rp 15 juta.
"Untungnya kok gak dibayar semua. Masih sisa Rp 7 juta yang akan dibayarkan minggu depan saat pasaran lagi," ujarnya.
Ia menceritakan kronologis perampokan yang dialaminya. Usai menjual sapi di Pasar Hewan Jetis, dengan membawa motor dirinya berniat pulang dan tidak melintasi jalan besar. Zainal memilih jalur cepat melalui Pondok Pesantren Ngabar, Kecamatan Siman.
Sesampainya di depan Ponpes Ngabar, laju motornya diberhentikan oleh mobil Xenia warna silver. Orang yang ada di dalam mobil mengajaknya mengobrol tentang tanah yang dijual di Ponorogo.
Baca juga: Komplotan Rampok Modus Kempes Ban di Tulungagung Ditangkap Polisi
"Intinya mau beli tanah untuk kandang sapi. Karena saya punya tanah dan akan dijual makanya saya tanggapi. Saat asyik mengobrol, orang tersebut mencoba merayu saya untuk masuk ke mobil. Alasannya di dalam mobil dingin karena ada AC," ujarnya.
Saat di dalam mobil, korban bukan malah diajak ngobrol sama pelaku. Komplotan perampok berjumlah 4 orang tersebut memaksa dirinya untuk memberikan uang hasil penjualan sapi.
"Di dalam mobil ada 4 orang. Saya dipiting gitu dari belakang. Di jok belakang ada dua orang besar-besar. Mereka mengancam saya jika melawan akan dibunuh. Hidup saya saat itu sudah diujung tanduk," ujarnya.
Ia mengaku, setelah dari Ngabar masih diajak keliling dengan menggunakan mobil. Dari Ngabar Siman menuju Danyang Babadan dan berakhir di Taman Hayati Kecamatan Babadan.
"Di taman itu saya dibuang. Didorong keluar dari mobil. Lalu dikasih uang sebesar Rp 108 ribu. Tapi disebar gitu," ujarnya.
Baca juga: Wanita asal NTT Begal Taksi Online di Surabaya, Butuh Uang Buat ke Australia
Kanit Reskrim Polsek Siman, Aiptu Heri Hartono membenarkan korban telah melapor kejadian perampokan tersebut kepada polisi.
"Sudah ada laporan. Ini akan kami segera tindak lanjuti," katanya.