Pixel Code jatimnow.com

Lagi, Satu Warga di Ponorogo Meninggal Dunia karena Demam Berdarah

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Mita Kusuma
Desy Kristiani, menunjukkan foto Eko, suaminya yang menjadi korban meninggal dunia karena demam berdarah di Ponorogo/jatimnow.com
Desy Kristiani, menunjukkan foto Eko, suaminya yang menjadi korban meninggal dunia karena demam berdarah di Ponorogo/jatimnow.com

jatimnow.com - Satu lagi warga di Ponorogo meninggal dunia akibat terjangkit demam berdarah dengue (DBD). Warga itu diketahui bernama Eko Prasetyo (34) warga Desa Manuk, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo.

Meninggalnya Eko menambah daftar warga di Ponorogo yang meninggal karena penyakit demam berdarah menjadi 4 orang sepanjang Januari 2019.

Istri Eko Prasetyo, Desy Kristiani mengatakan, sepekan yang lalu suaminya mengalami panas tinggi sehabis pulang kerja. Kemudian mencoba berobat ke klinik terdekat, tapi hingga Minggu pekan lalu tidak ada perubahan.

"Periksa di rumah sakit. Sudah ada dugaan DB. Disuruh cek laboratorium, tapi suami tidak mau," tambahnya saat ditemuai jatimnoe.com di rumahnya, Jumat (18/1/2019).

Lanjutnya, Rabu kemarin kondisi suaminya memburuk dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono.

"Disarankan untuk rawat inap. Hanya saja ruang rawat inapnya penuh dan dirujuk ke Rumah Sakit Griya Waluyo," bebernya.

Baca juga:  Waspada! Demam Berdarah Renggut Tiga Nyawa di Ponorogo

Ia mengaku, suaminya akhirnya bersedia menjalani cek laboratorium. Dan memang sesuai dugaan, pria yang telah menikahinya selama 3 tahun itu menderita DBD.

Baca juga:
Dokter RSUD Sidoarjo Ingatkan Anak Mudah Sakit di Puncak Musim Kemarau, Waspada!

"Termasuk trombositnya juga turun drastis, hanya 30," tambah Desy.

Menurutnya, setelah dilakukan rawat inap, permasalahan baru muncul. Karena tubuh suaminya yang cukup bongsor membuat pembuluh darahnya tidak terlihat sehingga tidak bisa dimasukkan trombositnya.

"Akhirnya tidak tertolong, padahal kami baru tiga tahun menikah," ucap Desy lirih.

Sementara, Kasie Pemberantasan Penyakit Menular, Edy Kuswanto mengakui, awal tahun 2019 ini, kasus DBD di Ponorogo termasuk tinggi.

Baca juga:
Kasus DBD di Sampang 4 Bulan Tembus 260 Orang

Pihaknya sudah melakukan berbagai cara, termasuk fooging diberbagai lokasi yang disinyalir menjadi sarang nyamuk.

"Untuk fogging tetap dilakukan sesuai aturan. Jadi kita melakukan fogging sesuai tahapan penelitian terlebih dulu," pungkasnya.

Sebelumnya, terdapat tiga orang di Ponorogo yang nyawanya melayang akibat terjangkit deman berdarah.