Pixel Codejatimnow.com

Wow! BBPOM Temukan 7 Makanan Kaleng Mengandung Cacing Parasit di Jatim

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Farizal Tito
Pertugas BBPOM Jawa Timur di Surabaya, sedang melakukan uji lab makanan kaleng .
Pertugas BBPOM Jawa Timur di Surabaya, sedang melakukan uji lab makanan kaleng .

jatimnow.com - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jatim di Surabaya, mengamanakan 7 produk makanan olahan ikan makarel yang mengandung cacing parasit. Satu diantarannya produksi luar negeri.

Supari Kepala BBPOM Jatim mengungkapkan, sejak BBPOM RI menemukan kasus serupa, pihaknya langsung melakukan pengambilan 20 sample makanan makarel kemasan kaleng yang dijual di pasar moderen maupun tradisional di Jatim. Serta langsung melakukan pengujian laboratorium.

"Dari hasil 20 kemasan yang dilakukan uji lab, ditemukan 7 kemasan yang positif mengandung cacing parasit, yang berasal dari ikan Mackarel," tuturnya, Kamis (29/3/2018)

Ia mengatakan, mayoritas adalah produk lokal Jatim, dan satu diantaranya merupakan prosuksi luar makanan Korea.

"Bahkan ada yang satu merk dengan tiga rasa kemasan mengadung seluruhnya cacing parasit," paparnya.

Baca juga:
BPOM Curigai Ikan Asin di Pasar di Ponorogo Mengandung Formalin

Ia menjelaskan, selain melaporkan hasil temuannya kepada BBPOM pusat, pihaknya juga mengambil tindakan dengan cara, menarik seluruh produk makanan makarel kemasan kaleng yang ditengarai mengadung cacing parasit.

"Cacing parasit, merupakan cacing yang menyerang ikan yang berada di laut dan ditularkan melalui tinja di insangnya. Oleh karena kemarin kita sudah ambil dan uji lab makarel dari pasar tradisonal amupun moderen yang ada di Jombang, Mojokerto dan Surabaya," jelasnya.

Ia menambahkan, upaya yang dilakukan itu sebagai cara untuk mengantisipasi dan meredam agar masyarakat tidak resah.

Baca juga:
Gerebek Dua Toko Obat di Surabaya, BBPOM Sita 780 Obat Ilegal

"Meski belum ada dampak negatif cacing parasit, namun beredarnya hal tersebut membuat warga resah.Untuk itu, kami selalu  tanggap dan terjun ke lapangan serta segera mengambil tindakan," pungkasnya.

Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto