Pixel Codejatimnow.com

Ribet Urus KTP di Ponorogo, Ini Penjelasan Dispendukcapil

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Mita Kusuma
Salah satu curhatan warga Ponorogo soal pengurusan KTP dan KK di media sosial.
Salah satu curhatan warga Ponorogo soal pengurusan KTP dan KK di media sosial.

jatimnow.com - Curhatan warga Ponorogo soal ribetnya pengurusan KTP dan KK yang viral di media sosial, rupanya sudah sampai di meja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil).

Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, Heru Purwanto, mengatakan, sudah mengetahui masalah tersebut.

"Iya saya sudah tahu. Tapi waktu itu saya Diklat," ujarnya.

Ia menjelaskan, biasanya memang ada masalah dari si pemohon E-KTP. Apalagi, si pemohon tersebut merupakan mantan TKI yang tentunya perlu pasport untuk ke luar negeri.

"Kemungkinan bisa dituakan atau bagaimana. Atau menggunakan data orang lain yang ada di Samarinda jadi dia juga terekam di Samarinda," katanya.

Kemungkinan kedua, ia menjelaskan, Kartu Keluarga (KK) nya dua. Saat memecah KK, KK awal bersama orang tuanya tidak diubah.

Baca juga: Ribet Urus KTP, Warga Ponorogo Keluhkan Kinerja Dispendukcapil

Namun, lanjut ia, hal ini bisa diselesaikan. Asalkan orangnya mau ke Dispendukcapil untuk menyelesaikan.

Baca juga:
SMAN 3 Surabaya Pastikan Perekaman E-KTP Selesai 100 Persen

"Kalau orangnya mau ke sini bisa diselesaikan," katanya.

Heru tidak menampik banyaknya NIK ganda. Karena dulunya, penduduk mau membuat KTP dimanapun bisa.

"Posisinya saat ini 1 NIK satu orang. Jadi penduduk harus memilih kemana dirinya berpenduduk," pungkasnya.

Sebelumnya, seorang warga Ponorogo menggungah keluhan di media sosial terkait ribetnya pengurusan KTP dan KK, ditambah kinerja Dispendukcapil Ponorojo yang terkesan serampangan.

Baca juga:
Klarifikasi SMAN 3 Surabaya: Hanya Beberapa Siswa Sempat Tolak Perekaman E-KTP

Seperti di akun Instagram 'Info Ponorogo', atas nama Fera Nuraini. Dengan judul Ribetnya Pengurusan KTP dan KK.

Dalam kiriman tersebut dilike dan dikomentari oleh ribuan nitezen yang mempunyai masalah serupa.

Reporter: Mita Kusuma
Editor: Arif Ardianto