Pixel Code jatimnow.com

Bambang DH: Pentingnya Jaga Rasio Demi Mutu Pendidikan

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Arif Ardianto
Ketua Dewan Pembina YPTA Surabaya, Bambang DH
Ketua Dewan Pembina YPTA Surabaya, Bambang DH

jatimnow.com - Mutu pendidikan terus dikembangkan Yayasan Perguruan Tujuh Belas Agustus (YPTA) Surabaya.

"Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) berada di rangking 57 dari total 4.470 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta) se-Indonesia," ujar Ketua Dewan Pembina YPTA Surabaya, Bambang DH, Minggu (18/8/2019).

Menurutnya, pencapaian ini luar biasa. Apalagi, dari banyaknya jumlah PTS di Jawa Timur (Jatim), Untag menjadi salah satu PTS dengan akreditasi A.

Menurut catatan, hanya ada 7 PTS di provinsi ini yang terakreditasi A. Pencapaian ini tidak lepas dari peran serta semua pihak. Mulai dari sarana prasarana hingga Sumber Daya Manusia (SDM) guru yang profesional dan berprestasi.

"Kita telah menyelesaikan gedung baru 10 lantai, ini akan mendukung proses belajar mengajar mahasiswa baru," ujarnya.

Sedangkan untuk SDM juga mendapatkan perhatian khusus dengan meningkatkan kesejahteraannya.

Sedangkan di jenjang sekolah menengah pertama (SMP) dan SMA juga mendapatkan prestasi. Diketahui ada 2 guru SMP yang menjadi guru inti dalam pembuatan soal ujian nasional, yaitu untuk bidang studi Matematika dan Bahasa Inggris.

"Ini membuktikan kualitas pengajar kami juga bagus," tuturnya.

Menurut Bambang, rasio antara guru dan siswa di SMP dan SMA dibawah YPTA tetap dipertahankan, agar output dari proses belajar mengajar berkualitas.

"Di Finlandia manajemen pengelolaan pendidikannya sangat bagus. Guru minimal S2. Satu kelas diberi lebih dari 1 guru. Selain itu, satu rombongan belajar maksimal hanya 20 siswa. Sehingga guru dalam mendampingi dan mendidik tidak bersifat classical tapi indivual," jelas mantan Wali Kota Surabaya 2002-2010 ini.

Dicontohkannya, Kuba adalah ada negara tidak kaya tapi kualitas pendidikannya bagus.

"Kuncinya pada rasio antara murid dan gurunya," katanya.

Dulu, saat masih menjabat di Kota Pahlawan dia punya cita-cita untuk menerapkan rasio ideal untuk sekolah-sekolah negeri.

"Saat itu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara menilai PNS Surabaya terlalu banyak, sehingga berencana memindahkan PNS yang rata-rata guru ke Kemenkumham. Jadi sipir dan lainnya. Saat itu saya menolak," ujar anggota DPR RI terpilih ini.

Ia pun terbang ke Jakarta untuk menemui MenPAN guna menjelaskan mengenai tingkat kebutuhan SDM guru di Surabaya. Bahkan saat itu dia mengatakan ingin menambah guru karena rasio pendidikan belum ideal.

Baca juga:
Peringatan Hari Penghapusan Perbudakan Internasional, Pengamat: Ini Penting!

Menurutnya idealnya 1 guru memagang 20-30 siswa saja, sehingga setelah menjelaskan secara umum di kelas guru masih ada waktu untuk mendatangi satu per satu siswa yang belum paham atau tidak bisa.

Mempertahankan rasio penting, sebab, bila guru kewalahan maka kualitas pendidikanlah yang dipertaruhkan. Satu orang guru saat ini mendidik 40-50 siswa, sehingga rasio dikorbankan.

"Padahal pada tahun ini motto peringatan HUT RI adalah, ‘SDM Unggul, Indonesia Maju’. Jadi rasio itu penting," tegasnya.

Mengenai pengembangan YPTA ke depan, untuk Untag sendiri saat ini sedang menunggu realisasi Fakultas Kedokteran.

"Sudah ada kunjungan dari kementerian. Untag dikatakan sangat siap dari sarana prasarana termasuk SDM pengajar. Kini tinggal pemerintah, karena ada moratorium," katanya.

Bambang berjanji pendirian Fakultas Kedokteran dipastikan akan membantu pemerataan tenaga medis karena pihaknya konsen ke daerah luar Jawa dengan melakukan kerjasama langsung dengan pemerintah daerah.

"Kami ingin menurunkan kesenjangan rasio antara tenaga medis dan pasien/warga yang dilayani. Kalau di Jawa sudah dianggap cukup, kita komitmen untuk kerjasama dengan Kepala Daerah Indonesia bagian Timur agar putra/putri daerahnya kuliah di Kedokteran Untag. Kami pun menjamin mereka setelah lulusan kembali ke daerah masih-masing," tegasnya.

Baca juga:
Kolaborasi Pemkab Kediri dan PSF, Kurangi Kemiskinan Lewat Jalur Pendidikan

Terpisah, Kepala Sekolah SMA Tujuh Belas Agustus, Prehantoro mengungkapkan sekitar 70 persen lulusannya diterima di PTN.

"Lebih dari 70 persen lulusan SMA-Tag diterima di PTN," ujarnya bangga.

Ini membuktikan kualitas sekolah swasta tetap terjaga.

Kedepan, untuk mengikuti perkembangan jaman di era digitalisasi dan globalisasi, siswa kelas 10 nantinya akan menggunakan kurikulum berbasis digital.

"Sumber belajar, tugas siswa dikerjakan secara online. Juga ada grup komunikasi antara guru dan orang tua wali murid serta student exchange ke Malaysia dan Singapura," ujarnya.