Pixel Codejatimnow.com

Ubah Stigma Negatif Jathil Lanang dalam Reog Ponorogo

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mita Kusuma
Jathil lanang di Reog Ponorogo
Jathil lanang di Reog Ponorogo

jatimnow.com - Kesenian Reog Ponorogo kembali dimunculkan dengan kehadiran penari jathil laki-laki atau 'jathil lanang'.

Kehadiran jathil lanang terlihat dalam pembukaan Grebeg Suro (Tahun Baru Hijriah) di Ponorogo 2019.

"Saya dulu bangga menjadi jathil lanang. Dan saya sekarang mengakuinya. Tidak perlu malu karena pernah menjadi jathil lanang," kata Agung Priyanto saat ditemui di rumahnya yang terletak di Mayjend Sutoyo, Desa Cekok, Kecamatan Babadan, Ponorogo, Rabu (28/8/2019).

Terpajang berbagai kenangan saat ia menjadi jathil lanang tahun 1980 silam. Mulai dari kuda kepang, baju jathil yang digunakan saat manggung dulu dan dua kepala barongan.

Ia bercerita, penari jathil pada pertunjukan sebenarnya bukanlah seorang perempuan melainkan laki-laki. Dan itu terjadi sekitar tahun 1970.

Namun seiring perkembangan zaman, ada perubahan kesenian dan kebudayaan supaya mudah diterima. Penari jathilan kini banyak perempuan.

"Ada stigma tentang jathil lanang yang sama dengan gemblak. Padahal itu berbeda karena jathil lanang adalah penari, maskot para warok berlomba-lomba mencari," ujarnya.

Baca juga:
Sanggar Tari Sari Kalam Banjarkematren Sidoarjo, jadi Kontrol Sosial Birokrasi Desa

Sementara, gemblak bertugas melayani sosok yang mengasuhnya dalam hal ini warok.

"Ya namanya diasuh pasti apa saja yang diinginkan pengasuh dilayani kan. Termasuk menjadi penari jathil," terangnya.

Diharapkan dengan munculnya jathil lanang, masyarakat lebih tahu penari dan apa itu gemblak. Selain itu stigma tentang gemblak sebagai penyimpangan seksual dirubah.

"Gemblak itu selain rupawan pasti diambil dari mereka yang tidak mampu. Harkat martabatnya diangkat," tukasnya.

Baca juga:
Mengulik Kesenian Tradisional Dongkrek di Kabupaten Madiun