jatimnow.com - Tim Dokter Forensik Polda Jatim Rumah Sakit Bhayangkara Kediri melakukan autopsi kepada M (15), salah satu santri di pondok pesantren (ponpes) Ponorogo asal Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Sumatera Selatan yang meninggal setelah dianiaya senior dan teman sebayanya.
Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Ponorogo, Iptu Gestik Ayudha mengatakan autopsi yang dilakukan tim dokter forensik dilakukan selama 3 jam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Harjono. Ia menyebut ada luka di bagian kepala korban.
"Sekilas ada bagian kepala. Banyak memarnya," ujar Iptu Gestik, Jumat (25/6/2021).
Baca juga: Gegara Uang Rp 100 Ribu, Seorang Santri di Ponorogo Dianiaya hingga Meninggal
Ia menjelaskan, dari pemeriksaan kepada para penganiaya diketahui mereka melakukan pemukulan dengan tangan kosong.
Sementara itu, dr Tutik Purwanti salah satu dari tim forensik mengatakan temuan pemeriksaan ditemukan ada beberapa luka di sekujur tubuh korban.
Baca juga:
Soal Santri Diikat dan Dibanting, Ponpes Lamongan: Motifnya Bercanda
"Ada memar di kepala, lengan, tangan wajah," katanya.
Selain itu, ia menyebutkan ditemukan ada pendarahan di rongga kepala hingga otak yang menyebabkan korban gagal nafas dan menyebabkan meninggal dunia.
"Untuk luka ada di seluruh badan bagian atas lengan, dada, leher dan kepala. Memarnya karena kekerasan benda tumpul," pungkas dr Tutik
Baca juga:
Santri di Lamongan Diikat Lalu Dibanting Sampai Pingsan
Korban sebelum ditemukan meninggal, dituduh mencuri uang Rp 100 ribu oleh temannya pada Selasa (23/6). Korban kemudian dibawa di lantai atas asrama.
Empat santri yaitu tiga masih berusia 15 tahun dan satu lainnya berumur 18 tahun melakukan penganiayaan sehingga korban tidak sadarkan diri hingga meninggal di RSUD dr Harjono pada Kamis (24/6) dinihari.