jatimnow.com - Ledakan bom mobil diikuti dengan tembakan sporadis menghantam ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Selasa (3/8).
Ledakan terjadi di dekat "Zona Hijau" yang dijaga ketat, dan menyebabkan tiga warga sipil serta tiga penyerang tewas.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Ghulam Dastagir Nazari mengatakan, tujuh orang lainnya terluka akibat serangan tersebut.
Sementara seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan, operasi pasukan keamanan telah melumpuhkan semua penyerang.
Seorang pejabat senior keamanan mengatakan, ledakan itu disebabkan oleh sebuah bom mobil. Ledakan tersebut menyasar rumah pejabat menteri pertahanan dan kediaman seorang anggota parlemen yang bersebelahan.
Tiga pria bersenjata tak dikenal tewas di lokasi serangan pada Selasa. Wilayah Zona Hijau merupakan rumah bagi pejabat Afghanistan, anggota parlemen dan penduduk terkemuka. Sejauh ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Serangan di jantung salah satu daerah paling aman di Kabul itu terjadi selama peningkatan eskalasi kekerasan oleh Taliban.
Serangan Taliban meningkat tajam sejak pasukan asing menarik diri dari Afghanistan mulai 1 Mei. Penarikan pasukan dijadwalkan rampung pada akhir Agustus.
Setelah serangan bom, penjabat Menteri Pertahanan, Bismillah Mohammadi, mengatakan, dia dan keluarganya selamat serta berada dalam kondisi yang aman. Tetapi beberapa penjaga keamanannya terluka.
Seorang juru bicara kepolisian Kabul mengatakan sedikitnya 30 warga sipil telah diselamatkan dari lokasi ledakan. Rumah Sakit Darurat kota mengatakan, sejauh ini telah menerima 11 orang yang terluka dalam serangan itu.
Beberapa menit setelah ledakan, ratusan warga sipil di Kabul turun ke jalan dan meneriakkan, "Allahu Akbar", untuk menyatakan dukungan kepada pasukan pemerintah Afghanistan dan penentangan terhadap Taliban.
Pawai pada malam hari tumpah di seluruh kota. Sebagian besar pria dan beberapa wanita bergabung dalam aksi demonstrasi, dengan membawa lilin dan bendera Afghanistan untuk menandakan oposisi bersatu terhadap kelompok Taliban.
Baca juga:
Blarrr...!!! Dua Proyektil Meriam dan 1 Mortir Meledak di Mojokerto
"Seluruh dunia dapat memilih untuk diam tentang apa yang terjadi di Afghanistan, tetapi kami tidak bisa dan tidak akan tinggal diam lagi. Kami akan berdiri berdampingan dengan pasukan keamanan sampai nafas terakhir kami," kata seorang demonstran di Kabul dengan syarat anonim.
Wakil Presiden pertama Afghanistan, Amrullah Saleh, mengatakan, demonstrasi itu adalah momen bersejarah dari sikap emosional dan patriotisme warga.
"Allahu Akbar, kematian teroris Taliban dan pendukung mereka," kata Saleh dalam sebuah cicitan di Twitter pada saat pasukan Afghanistan mengusir militan Taliban dalam operasi pada Selasa malam.
Pekan lalu, penduduk di provinsi barat Herat menerjang jalan-jalan meskipun ada pertempuran di dekatnya untuk memprotes Taliban.
Kota-kota lain dengan cepat mengorganisir aksi serupa pada malam hari, sebagai pesan dukungan untuk pasukan keamanan Afghanistan.
Pasukan Afghanistan mengimbau penduduk kota Lashkar Gah untuk meninggalkan rumah mereka dan menjauh dari daerah yang telah diambil oleh Taliban.
Baca juga:
Gelar Longmarch, Imigran Afghanistan: Tolong Bantu Kami Pindah ke Negara Ketiga
Hilangnya Lashkar Gah akan menjadi kekalahan strategis besar bagi pemerintah, yang telah berjanji untuk mempertahankan pusat-pusat strategis. Sebagian besar wilayah pedesaan telah jatuh ke tangan Taliban dalam beberapa bulan terakhir.
Taliban mengatakan, anggota mereka telah membunuh seorang gubernur distrik di provinsi Maidan Wardak tengah pada Selasa.
Itu merupakan insiden terbaru dalam serangkaian pembunuhan oleh kelompok pemberontak yang bertujuan untuk menghilangkan pejabat senior pemerintah dan aktivis sosial.
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama jatimnow.com dengan Republika.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Republika.co.id