Pixel Codejatimnow.com

Kisah Anak Yatim di Ponorogo Jual Pentol Keliling untuk Bantu Ekonomi Keluarga

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mita Kusuma

jatimnow.com - Menggantikan ayahnya yang telah meninggal akibat Covid-19 sejak pertengahan Juli lalu, seorang siswa kelas 9 di Ponorogo menjadi tulang punggung keluarganya.

Abi Rizal Mandani, pelajar SMP Negeri 3 itu menggantikan ayahnya yang bernama Triyono (55), berjualan pentol dan batagor keliling.

Di rumahnya yang berada di Kelurahan Beduri, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, setiap pagi siswa berumur 14 tahun itu membantu ibunya yang bernama Muryati (56). Mereka berdua membuat pentol dan batagor.

Abi yang merupakan anak tunggal itu selesai membuat pentol dan batagor kemudian menjajakannya berkeliling menggunakan motornya hingga 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Sukorejo, Ponorogo Kota, Kauman atau Sumoroto.

"Bapak meninggal. Dulu bapak yang jualan, sekarang gantian saya. Kasihan ibu kalau yang keliling," kata dia, Sabtu (14/8/2021).

Menurut anak yatim ini, dirinya saat berjualan terkadang bertemu dengan guru atau temannya sekolah.

"Kalau ketemu guru, ya malah kadang kasih lebih uang. Kalau teman ketemu ya becanda," ujarnya.

Ia menjelaskan, dirinya berjualan setiap pagi pukul 08.00 Wib hingga pukul 11.00 wib. Kemudian dirinya kembali berangkat pukul 15.00 Wib hingga 17.30 Wib.

Baca juga:
Kang Giri Kirim Usulan UMK Ponorogo 2024 ke Pemprov Jatim

Dirinya menyebut tidak menargetkan menghabiskan dagangannya. Ia lebih mengutamakan sekolah untuk mengejar cita-citanya menjadi seorang polisi.

"Kalau pagi ada sekolah daring atau tugas, saya selesaikan dulu," terangnya.

Muryati menjelaskan awalnya dirinya tidak memperbolehkan anak tunggalnya itu untuk berjualan.

"Setelah anak saya meyakinkan, akhirnya saya relakan untuk menggantikan jualan suami saya yang meninggal," kata Muryati.

Baca juga:
Dewan Pengupahan Kabupaten Ponorogo Usul Kenaikan UMK 3,98 Persen

Ia hanya berpesan kepada anaknya untuk tetap belajar dan mengutamakan sekolah. Sehingga jika ada sekolah baik itu secara daring atau luring, agar tetap belajar.

Maryati menyebutkan selain membuat pentol bakso, dirinya juga menjadi asisten rumah tangga (ART) di Ponorogo.

"Pokoknya pesan saya, jangan sampai lalai dalam sekolah," tandasnya.