jatimnow.com - Kawasan terpencil dan penuh mitos yang disandang oleh Kampung Pitu di Dusun Krajan Kidul, Desa Temon, Kabupaten Pacitan mengakibatkan para pejabat takut untuk berkunjung.
"Banyak sebenarnya yang takut datang ke sini. Banyak mitosnya, mangkanya pejabat takut untuk datang ke Kampung Pitu," ujar Kepala Dusun Krajan Kidul, Sri Wahyuni, Sabtu (8/10/2021).
Baca juga:
- Kisah Misteri Kampung Pitu di Pacitan, Hanya Boleh Berdiri 7 Bangunan Rumah
- Misteri Masjid Tua dan Tempat Berjemur Wali Songo di Kampung Pitu Pacitan
Ia menjelaskan, para pejabat tidak ada satu pun yang berani datang. Bahkan orangtuanya yang dulu yang menjabat sebagai kepala desa juga tidak berani.
"Alasannya juga mungkin bisa hilang pangkatnya. Tapi menurut saya sendiri kalau memang niatnya baik juga bakal baik," jelasnya.
Dirinya mengaku gembira ketika Kapolres Pacitan, AKBP Wiwit Ari Wibisono datang berkunjung ke Kampung Pitu dan mematahkan mitos selama ini.
"Semoga saja setelah dari sini semua baik-baik saja. Biar menjadi contoh pejabat yang lain untuk berani masuk ke Kampung Pitu," harapnya.
AKBP Wiwit mengaku dirinya hanya ingin berbuat kebaikan dengan mendatangi Kampung Pitu. Menurutnya, dirinya datang untuk mengajak warga agar divaksin Covid-19.
Baca juga:
Ratusan Orang Ikuti Vaksin Booster Kedua di SIER
"Dan memang benar warganya belum ada yang vaksin. Karena ingin berbuat baik. Kalau kita niatnya baik, kulonuwon dan berbuat baik di sana," jelasnya.
Alumni Akpol 2002 ini mengaku cukup iba melihat sebuah kampung tidak pernah disentuh oleh pejabat. Baik itu pejabat level bawah maupun atas.
"Dengan masuknya saya, semoga semua bisa diikuti oleh pejabat lainnya untuk memperhatikan warga yang ada di Kampung Pitu," ucapnya.
Ia menjelaskan, seharusnya tidak ada wilayah satu pun yang dibedakan. Jika memang tidak siap membantu atau tidak berani mengambil langkah sebaiknya tidak menjadi pemimpin.
Baca juga:
Catat Rek! Vaksinasi Booster Kedua untuk Umum Dimulai Hari Ini
Saat akan masuk ke Kampung Pitu, dirinya hanya melakukan komunikasi dengan tokoh agama.
"Saya ke sana juga tidak ada ritual khusus. Hanya komunikasi dengan tokoh agama dan tokoh di sana. Berpuluh puluh tahun tidak dikunjungi. Alhamdulilah kades kemarin berani masuk karena saya sudah masuk. Jadi masuk bersama saya. Camat yang takut-takut kemarin masuk. Sebelumnya, ampun-ampun menyampaikan ke kita kalo dia nggak berani masuk," pungkasnya.