Pixel Codejatimnow.com

Terapkan Urban Farming, Petani Milenial Lamongan Panen Melon Bareng Bupati

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Sahlul Fahmi
Bupati Lamongan panen buah melon (Foto-foto: istimewa)
Bupati Lamongan panen buah melon (Foto-foto: istimewa)

Lamongan - Konsep urban farming telah diterapkan oleh para petani di Lamongan dengan memanfaatkan lahan terbuka hijau di tengah padatnya wilayah perkotaan.

Urban farming dapat ditemui di Jalan Soekarno Hatta (Dalan Anyar Made) dengan nama ‘Melon Mbegidak’.

Salah satu petani milenial asal Lamongan, Irfan mengatakan buah melon yang ditanam ini memiliki jenis dengan kualitas swalayan.

Melon yang ditanam di lahan pekarangan ini terdiri dari jenis melon merlin f1, pertiwi, new kinanti, dan glamour.

"Sambil belajar melihat kualitas daripada tanaman, sementara ini kami menanam merlin, pertiwi, new kinanti, sama glamour. Melon glamour, new kinanti, merlin ini kelasnya swalayan, kalau pertiwi ini biasanya di pasar. Hasil tester kemanisannya juga di atas 11, standarnya 10," terang Irfan, Jumat (4/11).

Bupati Yuhronur Efendi yang berkunjung ke ‘Melon Mbeghidak’ memberi apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh para petani milenial Lamongan.

Bupati yang akrab di sapa Pak Yes itu memetik melon bersama Ketua DPRD Lamongan Abdul Ghofur, Wakil Bupati Abdul Rouf, dan Sekda Moh. Nalikan.

"Saya yakin, generasi milenial akan cukup menyenangi cara pertanian holtikultura ini karena tidak terlalu ribet, praktis, dan sesuai dengan dengan sense anak muda. Ini akan menjadi ketertarikan baru anak muda untuk bisa bertani dengan baik," kata Pak Yes.

Ia juga mengungkapkan, sebagaimana yang dicanangkan Pemkab Lamongan terkait support komoditas pertanian khususnya non-padi. Itu dikarenakan banyak masyarakat menanam tanaman selain padi untuk menyesuaikan musim.

Baca juga:
K3PG Membuka Green Tech, Dorong Kemajuan Pertanian

"Artinya komoditas holtikultura dan non-padi ini terus kita dorong supaya penghasilan petani ini terus kita jaga dan pemanfaatan lahan ini semakin baik di Lamongan. Karena terbukti bahwa tanaman apa saja bisa tumbuh dan bisa menghasilkan di Lamongan," tuturnya.

Ditambahkan Pak Yes, terkait distribusi pemasaran juga tidak kalah penting. Lamongan memiliki Pasar Agrobis Babat untuk mempermudah pendistribusian hasil panen.

Selain dapat didistribusikan melalui pasar, model pemasaran dengan memetik secara langsung di tempat sebagai mana kegiatan panen melon mbegidak ini juga sangat unik dan banyak diminati.

"Mudah-mudahan ini menjadi inspirasi yang turut menggairahkan kita semua untuk bertanam holtikultura, untuk memanfaatkan lahan pekarangan. Jadi spiritnya tidak ada pekarangan yang nganggur, bisa ditanami apa saja," tambahnya.

Baca juga:
Pemkab Banyuwangi Ciptakan Inovasi Layanan Uji Tanah Berbasis Internet, Apa Itu?

Turut hadir dalam kegiatan petik melon, influencer muda Lamongan Nunu Elcidi. Panen raya ‘Melon Mbegidak’ kualitas swalayan harga eceran.

Mengambil narasi ‘Melon Mbegidak’, melon hasil tanam urban farming Lamongan ini dijamin membuat penikmatnya telap-telepable bahkan nggrangsangable, sebagaimana yang terbiasa diungkapkan Nunu Elcidi dalan kontennya.

Meski tumbuh di musim penghujan, masyarakat tidak perlu khawatir, karena melon ini tetap memiliki rasa yang manis semanis madu, dengan tekstur crunchy, dan harga yang dibawah rata-rata tentunya.