Ponorogo - Camat Pudak, Kabupaten Ponorogo nyaris tertipu oleh pria mengaku wartawan media cetak. Suwadi, camat tersebut, menerima pesan singkat dari nomor tak dikenal yang meminta bantuan pengobatan untuk wartawan lainnya yang sedang sakit keras.
Selain pesan singkat, Suwadi juga menerima telepon dari pelaku.
"Dia (wartawan abal-abal) menghubungi saya pukul 11.09 WIB lewat sms maupun telepon. Karena kesibukan tidak saya angkat dan saya balas. Kemudian tepat pukul 19.18 WIB, saya coba buka hp, saya baca dia memperkenalkan diri namanya Wahyu dari pers," ujar Suwadi, Selasa (11/1/2022).
Semula, pria itu menanyakan kabar Suwadi, lalu meminta izin menyampaikan informasi penting.
"Wartawan (abal-abal) itu kirim sms cukup panjang, bahwa temen kita dari pers, bernama Hendri di Tambakbayan sedang operasi tumor otak di RS Mawardi Solo. Untuk ikut berpartisipasi meringankan beban Hendri tersebut," katanya.
Berniat menanggapi dengan baik, Suwadi lantas menelepon pelaku untuk menanyakan kabar wartawan yang disebut sakit.
"Karena kebetulan hari ini ada keluarga saya mau ke Mawardi. Jadi kan mau saya serahkan langsung bantuannya," tambahnya.
Baca juga:
Wartawan Gadungan Gentayangan Intimidasi Sekolah di Bangkalan, Modus Study Tour
Namun, pelaku kebingungan. Kemudian menutup telepon begitu saja. Suwadi yang masih berprasangka baik, kembali menanyakan kejelasan melalui SMS.
"Pelaku membalas saya sangat kasar. Mohon maaf ya sangat tidak pantas. Ini sudah berbau pidana. Ya sudahlah, yang penting kami sudah bisa antisipasi sebenarnya ini bener atau tidak, kalau benar kan apa salahnya berkontribusi membantu teman," jelasnya.
Dibeberkan Suwadi, rekening yang dikirim oleh pelaku atas nama Hartini di BCA. Menurutnya, jika ingin diperkarakan sebenarnya bisa, namun dia memilih untuk tidak melaporkan kepada polisi.
Baca juga:
Pengusaha di Kedewean Bojonegoro Lapor Diperas, Pelaku Nyaru Wartawan hingga TNI
"Saya tidak sampai mengirim (uang), karena saya harus kroscek," tambahnya.
Ia mengimbau pejabat lain di lingkungan Pemkab Ponorogo lebih berhati-hati. Pasalnya semakin canggih teknologi, akan semakin canggih pula modus operandi kejahatan.
"Yang kena tipu, tidak hanya masyarakat yang biasa saja, masyarakat yang bekerja di pemerintahan mengatasnamakan teman dan lain. Hati-hati," pungkasnya.