Pixel Codejatimnow.com

Komunitas Diduga Homo di Sumber Air Panas Kepulungan Disebut Asal Lintas Daerah

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Moch Rois
Penampakan bilik pemandian di Sumber Air Panas Kepulungan, Pasuruan setelah dibongkar (Foto: Moch. Rois/jatimnow.com)
Penampakan bilik pemandian di Sumber Air Panas Kepulungan, Pasuruan setelah dibongkar (Foto: Moch. Rois/jatimnow.com)

Pasuruan - Komunitas diduga gay atau kaum homoseksual yang tepergok berbuat asusila di bilik pemandian Sumber Air Panas Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, bukan dari lingkungan setempat.

Hiza Ikhromi, Humas Karang Taruna Kepulungan yang mengelola sumber air panas mengatakan, kumpulan pria gay yang datang adalah warga luar desa dan lintas kota.

"Tidak ada dari desa kami. Komunitas gay yang biasanya datang dan kami pergoki berhubungan badan hingga kami hajar itu terang-terangan bilang dari komunitas gay dari surabaya," terang Hiza Ikhromi, Kamis (27/1/2022).

Baca juga:

Kepada Hiza dan petugas penjaga lainnya, komunitas gay itu mengaku anggotanya dari berbagai latar belakang profesi. Ada yang berprofesi sebagai kontraktor, pengacara, pengusaha hingga jurnalis.

Selain dari Surabaya, ada juga yang dari Sidoarjo dan Mojokerto. Bahkan, ada juga komunitas gay dari lokal Pasuruan. Salah satunya di Kecamatan Pandaan.

Baca juga:
Pelajar Bojonegoro 6 Kali Sodomi Adik Kelas di Kamar Mandi Sekolah

"Jadi sumber air panas ini seperti magnet bagi komunitas mereka. Ada yang datang berkelompok, ada yang datang sendiri-sendiri berbaur dengan pengunjung lain. Jadi kita kewalahan melakukan pencegahan. Sehingga upaya tegas Pak Didik selaku Kepala Desa Kepulungan dengan membongkar bilik mandi adalah solusi tepat," bebernya.

Diberitakan sebelumnya, dugaan pesta seks kaum homo di Wisata Air Panas Kepulungan, Desa Kepulungan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan membuat geram pemerintah setempat. Bilik pemandian di tempat wisata itu akhirnya dibongkar.

Baca juga:
Gay asal Jakarta Tepergok Gondol Motor Teman Kencan Usai Begituan di Kamar Kos

Pembongkaran yang dilakukan Pemerintah Desa Kepulungan dan Muspika Kecamatan Gempol, untuk mengantisipasi peristiwa itu terulang lagi. Mereka membongkar bilik perempuan dan laki-laki di tempat wisata andalan desa tersebut.

"Kami sengaja membongkar bilik pemandian air panas yang menjadi potensi wisata desa ini agar tidak terjadi tindak asusila," jelas Kepala Desa Kepulungan, Didik Hartono.