Lamongan - Penasaran menikmati wingko babat seperti rasa awal di mana kudapan itu ditemukan? Loe Lan Ing di Lamongan adalah tempat yang tepat. Ya, di sana merupakan gerai pewaris resep asli wingko babat.
Kata Loe Lan Ing sebenarnya diambil dari nama pewaris resep wingko babat yang kedua. Penamaan itu diambil sebab adanya pesaing bisnis dari produsen lain yang juga mulai menjual wingko babat.
Jika Loe Lan Ing hanyalah generasi kedua, lantas siapa penggagas sebenarnya? Wingko pertama kali diperkenalkan oleh Wuh Shu Syang warga etnis Tionghoa yang asal Cina yang pindah ke Indonesia, tepatnya di Lamongan pada tahun 1898.
Menurut penuturan Olivia, pewaris gerai Loe Lan Ing generasi kelima, resep turun temurun yang disimpan adalah lebih ditekankan kepada kualitas bahan baku dan cara pengolahan.
"Ya, ada beberapa yang bersifat rahasia. Namun, yang utama ada kualitas bahan baku serta cara dan prosedur pembuatan," ungkapnya kepada jatimnow.com, Minggu (13/3/2022).
Baca juga:
Produsen Kue Basah di Lamongan Terdampak Kenaikan Harga Gula
Proses pengemasan wingko babat di gerai Leo Lan Ing Lamongan. (Foto : Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Diungkapkan Olivia, jika mempertahankan cita rasa wingko babat seperti awal pertama kali ditemukan adalah suatu hal yang mudah baginya. Dia hafal di luar kepada bagaimana langkah demi langkah membuat adonan wingko yang maknyus.
"Bisa dipastikan, seluruh proses pembuatan di sini tidak ada teknologi dan modernisasi. Semua dilakukan dengan cara konvensional," sebutnya.
Baca juga:
5 Kuliner Lamongan, Kelezatan Melegenda sejak 1898
Meski diakuinya banyak teknologi yang memudahkan cara kerja pembuatan, Olivia pun tetap enggan beralih dan memilih menggunakan cara yang diwariskan pendahulunya.
"Contoh sederhana, kita packing bungkus wingko pakai plastik itu masih memanfaatkan lilin, demikian juga penggunaan kayu sebagai bahan bakar pembuatan adonan," terangnya.