Ponorogo - Warga Desa Sendang dan Desa Gedangan, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, terpaksa menantang maut. Sebab dalam menjalankan aktivitas setiap harinya, mereka harus melewati jembatan bambu. Jembatan tersebut merupakan jalan pintas yang menghubungkan kedua desa. Bila tak melewati jembatan, warga harus memutar dengan waktu tempuh sekitar 3 jam.
Pantauan di lokasi, kondisi jembatan sudah reyot. Infrastruktur itu hanya terbuat dari bambu dan papan seadanya. Warga yang melintas harus berpegangan sisi jembatan agar tidak terpeleset dan jatuh ke sungai. Maut pun mengancam. Jarak antara jembatan bambu dengan sungai sekitar 4 meter.
“Setiap hari saya lewat jembatan ini untuk menuju ke Desa Gedangan,” ujar Katijem salah satu warga Desa Sendang, Rabu (23/3/2022).
Jembatan bambu yang menghubungkan 2 desa di Ponorogo.(Foto: Mita Kusuma/jatimnow.com)
Baca juga:
JPO Penuh Kotoran Manusia, Pemkot Malang Tak Bisa Polisikan Pelakunya
Katijem terpaksa memilih melintasi jembatan bambu demi mempersingkat waktu perjalanan. Jika tidak melewati jembatan, maka harus memutar beberapa kilometer dan butuh waktu lama.
"Kalau lewat sini dekat dan cuma 20 menit sampai ke Desa Gedangan. Jika tidak, harus mutar dan jaraknya jauh," tambahnya.
Baca juga:
Hiii Jijik! JPO di Kota Malang Banyak Kotoran Manusia
Sementara itu, Kepala Desa Gedangan Paijo mengatakan bahwa jembatan bambu dibuat atas kesepakatan warga di dua desa. Warga pun menyadari bahaya selalui mengintai saat nekat melintasinya. Sebab jembatan hanya ditumpangi bambu.
"Warga sepakat membangun jembatan untuk akses yang cepat menuju kedua desa. Harapannya ada perhatian khusus dari pemkab maupun pemprov untuk membantu beban masyarakat seperti ini," ujar Paijo.
URL : https://jatimnow.com/baca-43074-menantang-maut-warga-2-desa-di-ponorogo-lewati-jembatan-bambu-reyot