Kediri - Produsen opak gambir di Kabupaten Kediri kembali tersenyum. Ramadan tahun ini, mereka banjir order setelah dua tahun "berpuasa" karena pandemi. Pesanan kudapan khas Lebaran ini meningkat hingga tiga kali lipat.
Jajanan tradisional yang terbuat dari campuran tepung tapioka, tepung beras, santan dan gula ini, banyak diminati oleh masyarakat. Rasanya yang gurih dan manis membuat jajanan ini menjadi salah satu primadona saat Lebaran tiba.
Para produsen opak gambir di Desa Bulu Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri kini mengaku kewalahan dengan jumlah pesanan yang datang di Ramadan tahun ini. Mereka bahkan harus lembur untuk memenuhi pesanan.
Saat pandemi kemarin, mereka hanya bisa menerima pesanan 1 ton. Saat ini naik menjadi 3 ton lebih. Pesanan datang dari Kediri, Tulungagung dan Jombang.
"Ya alhamdulillah sejak Pak Jokowi mengumumkan boleh mudik, pesanan langsung naik drastis," kata Nur Hayati, satu dari tiga produsen aktif di Desa Bulu, Kamis (7/4/2022).
Baca juga:
Mampir Sahur di Warmindo Pak Ali Wonocolo, Favorit Mahasiswa UINSA kala Ramadan
Saking banyaknya pesanan, Nur Hayati sampai kewalahan. Ia terpaksa menolak pesanan yang datang.
Bisnis opak gambir yang ditekuni Nur Hayati sudah bertahan selama 20 tahun terakhir. Ada dua varian opak yang ia produksi. Yakni, berbahan gula merah dan gula putih.
Baca juga:
Mencicipi Tajin Lemak, Kuliner Khas Buka Puasa di Bangkalan
Tahun ini Nur Hayati menjual Rp37 ribu per kilogram. Naik Rp1.000 karena harga bahan baku tepung tapioka yang naik dua kali lipat.
"Kita naikkan sedikit, karena memang ada kenaikan di tepungnya. Bahan baku utama," tutup Nur Hayati.