Jombang - Di era kekinian, kuliner jajanan tradisional memang sangat sulit dicari. Pasalnya, jajanan ini hanya muncul pada momen-moment tertentu. Seperti hajatan sedekah desa maupun hajatan lainnya.
Namun, dalam Ramadan tahun ini, kuliner jajanan tradisional ini sedang menjadi idola di Kabupaten Jombang. Bahkan, jajanan lawas ini sudah dikreasikan dalam bentuk tumpeng.
Seperti yang dilakukan pasangan suami istri (pasutri) Nurkolifa (40) dan Roni Purwanto (40). Pasutri asal Dusun Jombang Krajan, Desa Jombang, Kecamatan Jombang itu, masih tekun menggeluti bisnis yang diwariskan secara turun temurun oleh ibunya.
Ditemui di rumahnya, pasutri yang biasanya berjualan jajanan tradisional di Pasar Citra Niaga (PCN) Jombang ini, sedang sibuk membuat tumpeng jajanan tradisional.
Dalam momen Ramadan tahun ini, mereka hanya khusus melayani pesanan tumpeng jajanan tradisional secara online.
"Biasanya yang pesan untuk buka puasa ini, pesannya melalui online, Facebook dan WhatsApp," ungkap Nurkolifa, Senin (18/4/2022)
Meski tak seramai tahun sebelumnya, namun ia mengaku pemesanan tumpeng jajanan tradisional hingga kini masih tetap lancar.
"Ini kan bahan baku naik semua, jadi orang-orang itu lebih memilih membeli makanan dari pada jajanan," katanya.
Ia menjelaskan, tumpeng jajanan tradisonal buatannya ini berisi, beberapa varian jajanan tradisional. Mulai dari jajanan klepon, sawut, tiwul, ijo-ijo, puro, klanting, gethuk, mata roda, lupis, dan lain sebagainya. Jajanan yang menjadi idola selama ini, adalah gethuk lindri.
"Kalau yang berisi 5 macam jajanan itu harganya 150 ribu rupiah, sedangkan untuk tumpeng yang berisi 10 macam jajanan itu, harganya 300 ribu rupiah," paparnya.
Baca juga:
Mampir Sahur di Warmindo Pak Ali Wonocolo, Favorit Mahasiswa UINSA kala Ramadan
Dikatakan Nurkolifa, untuk memesan tumpeng jajanan tradisional ini, konsumen diwajibkan memesan jauh-jauh hari.
"Pesannya itu, H-1, atau H-2. Tergantung dari jenis jajanan yang dipesan, kalau yang tumpeng jajanan puro, itu pesannya harus H-2, karena pembuatannya agak lama," ucapnya.
Tumpeng jajanan tradisional bikinan Nurkalifa dan suaminya ini, biasanya dipesan orang dari luar Jombang.
"Ada juga darii Mojokerto, Kediri, terus Bojonegoro, juga pernah diambil sendiri ke sini," lontarnya.
Nurkalifa menjelaskan, usaha yang ia rintis sejak 4 tahun lalu ini, berawal saat dia kepepet harus memenuhi kebutuhan sekolah 2 anaknya.
Baca juga:
Mencicipi Tajin Lemak, Kuliner Khas Buka Puasa di Bangkalan
"Mau cari kerja, karena punya tanggungan anak, terus dikasi tahu orang tua untuk jualan tumpeng jajanan tradisional ini. Dan kebetulan dulu saya membantu ibu saya berjualan jajanan tradisional di Wiyung," katanya.
Pada hari biasa, Nurkalifa dan suami berjualan jajanan tradisional di Pasar dengan harga yang terjangkau, sesuai dengan kemasan.
“Ada yang 25.000, ada juga yang 3000, dan ada juga yang 5000. Kalau yang pakai kemasan plastik mika harganya 10.000,” ungkapnya.
Hingga kini penjualan tumpeng jajanan tradisional miliknya masih ramai diminati konsumen. Bahkan, omzet yang ia dapat setiap harinya mencapai ratusan ribu rupiah.
"Kalau jualan di pasar pas hari minggu itu, biasanya sampai 500 ribu rupiah omsetnya,” katanya.
URL : https://jatimnow.com/baca-44177-tumpeng-jajanan-tradisional-masih-jadi-idola-takjil-di-jombang