Gresik - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bergerak cepat dalam menangani kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang terjadi di wilayahnya.
Pada Sabtu (7/5/2022) sore, Khofifah turun dan mengawal langsung proses pengobatan intensif pada hewan ternak di Gresik, yang menjadi satu di antara empat kabupaten di Jatim yang ditemukan kasus PMK.
Khofifah meninjau pengobatan hewan ternak sapi milik H. Bakri di Dusun Wates, Desa Kedungpring, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik. Dia mengenakan APD dan menyaksikan tahap demi tahap pengobatan berupa vitamin dan antibiotik melalui suntikan. Nantinya, suntikan ini akan diberikan tiga hari sekali.
Baca juga: Ratusan Sapi di Gresik Terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku
Tanda klinis penyakit PMK pada hewan di antaranya demam tinggi (39-41 derajat celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, kaki pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus.
"Hari ini kami melakukan peninjauan langsung untuk pengobatan hewan ternak yang kita sama-sama lakukan dalam rangka penanganan PMK pada hewan ternak," terang Khofifah.
Diketahui, PMK telah ditemukan di empat kabupaten di Jawa Timur. Penyakit menular ini telah menyerang sekitar 1.247 ekor ternak sapi di Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto.
Disampaikan Khofifah, PMK yang merebak saat ini merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100%.
"Namun, yang perlu kita ketahui bersama penyakit ini tidak menular ke manusia, melainkan menular ke sesama hewan saja," jelas dia.
Khofifah menghimbau, kepada para pemilik maupun peternak untuk mengisolasi serta mengkarantina seluruh hewan ternak yang terjangkit maupun masih sehat guna memberikan proteksi sehingga penularan pada wabah ini bisa dikendalikan mulai dari kecamatan.
Menurutnya, karantina bisa dilakukan mulai dari kecamatan atau desa yang memiliki kandang hewan ternak yang jaraknya berdekatan.
Baca juga:
Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Temukan Hewan Kurban Terindikasi PMK
Alasannya, penularan virus PMK ini bisa terjadi lewat udara atau airbone yang mirip dengan Covid-19, sehingga langkah antisipasinya bisa lebih mudah agar tidak meluas.
Diharapkan, kecamatan yang tidak terkonfirmasi positif PMK juga melalukan upaya karantina dan isolasi terlebih dahulu. Jangan sampai ada interaksi antara ternak yang terkonformasi positif dengan ternak yang masih sehat.
"Melalui karantina dan isolasi seperti ini, kita bisa perkirakan jarak atau radius dari udara yang bisa membawa virus ini sejauh mana. Sehingga penularannya bisa dikendalikan," jelasnya.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat mengawal pengobatan sapi terinfeksi PMK di Gresik
"Saya minta agar hewan ternak seperti sapi-sapi yang terkena wabah PMK atau yang belum segera di proteksi dengan cara tidak dibawa keluar kandang terlebih dahulu. Kalau penyebarannya melalui transmisi udara, maka hewan yang di dalam jangan keluar dan hewan yang dari luar jangan masuk ke dalam. Pola pencegahan ini mirip dengan penanganan Covid-19," papar Khofifah.
Khofifah mengaku sudah mengusulkan kepada Menteri Pertanian terkait penetapan status wabah PMK pada empat kabupaten di Jatim yang dinyatakan positif, melakukan pembatasan lalu lintas ternak dari dan menuju daerah wabah.
Baca juga:
Penjual Hewan Kurban di Lamongan Wajib Kantongi Izin, Begini Caranya
Dia menegaskan bahwa untuk sementara waktu pasar hewan di empat daerah ini akan ditutup untuk meminimalisir penyebaran virus PMK ini. Pasar Hewan sementara waktu ditutup untuk mengurangi transmisi penyebaran antara yang terkonfirmasi positif maupun negatif.
"Untuk sementara waktu, kita juga akan melakukan penutupan sementara pasar hewan pada daerah wabah, melakukan depopulasi (dimusnahkan) pada ternak yang terkonfirmasi positif terkena PMK," imbuhnya.
Dengan ditetapkannya wabah yang terjadi, nantinya peternak akan diberikan vaksinasi ataupun obat dari pemerintah yang saat ini bisa diperoleh jika impor, karena Pusvetma terakhir membuat vaksin PMK di Tahun 1986.
Khofifah menegaskan bahwa untuk daging dari hewan yang terkonfirmasi PMK masih bisa dikonsumsi. Akan tetapi, pihaknya ingin agar masyarakat bisa mendapatkan daging yang segar dari sapi sapi atau hewan ternak yang sehat.
"Kalau dagingnya tidak berbahaya dan aman dikonsumsi dengan cara memasak yang benar. Tapi kan kita ingin masyarakat mendapatkan daging yang sehat. Terlebih sebentar lagi akan memasuki Idul Adha dan suasana ini akan kita bangun setenang mungkin terutama bagi peternak kita," pungkasnya.