Pixel Codejatimnow.com

Imbas PMK, Harga Daging di Pasar Tradisional Jombang Turun karena Sepi Pembeli

Editor : Zaki Zubaidi  Reporter : Elok Aprianto
Pedagang daging sapi di Pasar Pon Jombang. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Pedagang daging sapi di Pasar Pon Jombang. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

Jombang - Ratusan sapi di Kabupaten Jombang yang terjangkit penyakit mulut kuku (PMK) membuat pedagang pasar tradisional lesu. Pasalnya, sejak penyakit ini masuk ke Kota Santri, para konsumen enggan menkonsumsi daging sapi.

Menurut Yantini (68), pedagang daging sapi di Pasar Pon Jombang, harga daging sapi mengalami penurunan dari bulan sebelumnya.

"Harga daging menurun, biasanya bulan sebelumnya itu per kilogramnya Rp120 ribu sekarang turun jadi Rp110 ribu. Itu pun kalau pembelinya mau, apalagi sekarang ini pembeli sudah mulai sepi mas," ungkapnya, Jumat (20/5/2022).

Lebih lanjut ia menjelaskan, penurunan minat pembeli terjadi lantaran diketahui banyak yang was-was dengan adanya penyakit yang menyerang hewan sapi. Selain itu, masyarakat juga masih awam untuk membedakan antara daging yang berasal dari sapi sehat atau sakit karena PMK

"Pembeli itu banyak yang ragu. Ya mungkin karena ini ya tidak tahu daging yang sehat yang mana begitu. Jadi sulit dah pokoknya dengan adanya penyakit PMK ini," bebernya.

Selain pembeli, Yantini sendiri mengaku was-was dengan kondisi daging yang ia jual. Bahkan, ia mengaku seringkali menanyakan kondisi daging sapi saat melakukan beli dari agen.

"Saya juga ikut takut kalau pas kulakan, jadi tanya-tanya dulu. Gak berani lagi kulakan banyak, biasanya itu saya kulakan daging 25 sampai 30 kilo. Tapi untuk sekarang ini saya cuma kulakan 15 kilogram daging sapi saja, soalnya juga sepi pembelinya," tukasnya.

Baca juga:
Harga Beras Turun di Tulungagung, Daging Ayam Potong Naik Jelang Ramadan

Hal senada juga diungkapkan Aspia (48) pedagang daging sapi di Pasar Pon Jombang. Menurut Aspia minat beli konsumen daging sapi menurun akibat PMK.

"Sama mas, rata-rata sepi orang yang beli daging sapi. Biasanya banyak dari warga keturunan China gitu, tapi sekarang sudah tidak ada. Ya akibat dari penyakit ke sapi ini," paparnya.

Aspia berharap agar pemerintah segera menangani dengan tuntas penyakit tersebut. Karena selain berdampak terhadap pedagang, diakuinya juga merasa kasihan terhadap para peternak sapi.

Baca juga:
Bahan Pokok di Lamongan Bertahan Harga Tertinggi Jelang Ramadan

"Harapannya ya bagaimana penyakit ini segera hilang ditangani. Agar jualan kembali lancar dan harganya bisa normal kembali. Kasihan juga ke peternak-peternak," pungkasnya.

Sementara itu, dalam Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbako) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Jombang, terpantau ada penurunan harga daging sapi di 3 pasar tradisional.

Harga daging sapi di Pasar Pon, Pasar Cukir, dan Pasar Ploso, mengalami penurunan harga. Yakni harga awal per tanggal 20 bulan Mei Rp118 perkilogram, menjadi Rp117 per kilogram.