Pixel Codejatimnow.com

Miris, Sapi Milik Peternak di Jombang Dihargai Rp2 Juta

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Elok Aprianto
Sapi milik salah seorang peternak di Jombang yang terjangkit PMK. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)
Sapi milik salah seorang peternak di Jombang yang terjangkit PMK. (Foto: Elok Aprianto/jatimnow.com)

Jombang - Puluhan ekor sapi milik peternak di Jombang, terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Ironisnya, seluruh hewan ternak mereka kini mengalami penurunan harga jual dari Rp15 juta menjadi Rp2 juta per ekor.

Wabah PMK yang menyerang hewan ternak hingga kini masih terus meluas. Dalam sepekan terakhir, sudah ada 30 ekor sapi milik peternak di Kecamatan Mojowarno, Jombang, mengalami lumpuh akibat PMK.

Seperti sapi milik Buamin, peternak asal Desa Grobogan, Kecamatan Mojowarno. Ada 7 sapi yang dipeliharanya mengalami kelumpuhan dan tak berdaya sejak tiga hari terakhir.

Sapi yang sudah berumur 3 tahun dan siap jual ini, kini tidak mau makan dan mulutnya juga mengeluarkan lendir. Padahal, berbagai upaya seperti pemberian obat secara tradisional juga sudah dilakukan, namun seluruhnya belum berhasil.

"Ya dikasi madu sama garam," ucap Buamin, Senin (6/6/2022).

Diakui Buamin, sapi miliknya sempat ditawar dengan harga mahal. Namun setelah terjangkit PMK harga sapinya turun drastis.

"Sebelum sakit ditawar 15 juta sekarang ditawar 2 juta. Ya ini kerugiannya banyak," keluh Buamin.

Baca juga:
Triwulan Pertama, Pemkot Malang Vaksinasi PMK Lebih dari 700 Ekor Hewan Ternak

Sementara itu, tim medis PMK dari Dinas Peternakan Jombang, Tri Hermanto mengatakan berdasarkan data Dinas Peternakan, dalam sepekan ada 30 sapi yang terjangkit PMK di Kecamatan Mojowarno.

"Di daerah Mojowarno ada sekitar 30an ya. Yang mati itu ada 1 ekor, milik pak Solikin, itu awalnya kena PMK," terangnya.

Dikatakan Hermanto, untuk saat ini tim medis PMK hanya bisa melakukan pengobatan dan pengawasan terhadap sapi para peternak yang terjangkit PMK.

Baca juga:
PMK Kembali Merebak, Puluhan Sapi di Jombang Terjangkit

"Saya melaksanakan pengobatan sesuai dengan SOP penanganan PMK, tujuannya agar penyakit ini tidak berlarut-larut," tegasnya.

Untuk saat ini, sapi milik Buamin sedang dalam pantauan.

"Ini sudah diobati tapi belum ada perubahan dan saat ini sedang dalam pantauan. Ini sudah 7 hari," pungkasnya.