Pixel Codejatimnow.com

Belasan Warga Tulungagung Terjangkit Chikungunya

Editor : Arina Pramudita  Reporter : Bramanta Pamungkas
Petugas melakukan fogging nyamuk Aedes Aegypti. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)
Petugas melakukan fogging nyamuk Aedes Aegypti. (Foto: Bramanta Pamungkas/jatimnow.com)

Tulungagung - Belasan warga di Desa Tapan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung terserang penyakit Chikungunya. Temuan kasus tersebut merupakan yang pertama kali terjadi tahun ini.

Para pasien saat ini sudah mendapatkan pengobatan. Pihak Dinas Kesehatan setempat telah melakukan upaya fogging, untuk mencegah penyebaran penyakit Chikungunya ini.

Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka mengatakan, total terdapat 13 warga di desa tersebut yang terserang penyakit ini. Mereka berasal dari 2 RT yang berbeda.

Meskipun tidak mematikan, tapi penyakit ini membuat pasien mengalami lumpuh sementara. Pasien mengalami rasa nyeri dan sakit di persendian.

"Selama ini belum ada kasus meninggal karena penyakit Chikungunya, penyakit ini menyebabkan sakit pada persendian," ujarnya, Jumat (10/6/2022).

Baca juga:
Dinkes Lakukan Fogging Atasi Chikungunya Jangkiti Warga Ponorogo

Didik menjelaskan, penyebaran penyakit ini sama seperti Demam Berdarah (DB). Penyebabnya juga karena gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Temuan kasus Chikungunya di satu lokasi dipicu oleh adanya orang yang sebelumnya sudah terjangkit penyakit tersebut, lalu disebarkan oleh nyamuk melalui gigitannya.

"Faktornya Karena disitu ada lokasi tempat tumbuh jentik dan sebelume sudah ada yang kena, jadi disebarkan oleh nyamuk," jelasnya.

Berdasarkan hasil pemantauan dilakukan mereka yang terserang penyakit ini tinggal di lokasi dengan potensi tumbuh jentik nyamuk tinggi. Mereka juga sudah melakukan fogging atau pengasapan untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut.

Baca juga:
Dinkes Ponorogo Klaim Hanya 13 Warga Trenceng Terjangkit Chikungunya

Temuan kasus penyakit Chikungunya ini selalu ada setiap tahun. Bahkan pernah dalam satu tahun Dinas Kesehatan menemukan ratusan kasus penyakit tersebut.

"Kalau tidak salah tahun 2014 lalu ada ratusan, tapi setelah itu menurun," pungkasnya.