Pixel Codejatimnow.com

Menteri Pendidikan Khilafatul Muslimin Ditangkap di Mojokerto

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Achmad Supriyadi
Suasana ponpes di Mojokerto yang diduga jadi tempat penangkapan Menteri Khilafatul Muslimin (Foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)
Suasana ponpes di Mojokerto yang diduga jadi tempat penangkapan Menteri Khilafatul Muslimin (Foto: Achmad Supriyadi/jatimnow.com)

Mojokerto - Seorang pria yang disebut-sebut sebagai Menteri Pendidikan Khilafatul Muslimin, ditangkap Ditreskrimum Polda Metro Jaya di Kabupaten Mojokerto.

Informasi yang dihimpun jatimnow.com di lapangan, orang yang ditangkap itu adalah pria berinisial AS (74). Kabarnya, AS diamankan di salah satu pondok pesantren (ponpes) di wilayah Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto mengatakan, jika penangkapan itu sudah diinformasikan oleh Polda Metro Jaya.

"Polda Metro (Jaya) sudah infokan," ujar Dirmanto saat dikonfirmasi jatimnow.com, Senin (13/6/2022).

Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan menyebut bahwa penangkapan dilakukan Ditreskrimum sekitar pukul 00.30 WIB di Mojokerto.

Zulpan menjelaskan, dalam organisasi yang diikutinya, AS berperan sebagai seorang menteri pendidikan. Dia diduga berperan memberikan doktrin-doktrin terkait paham khilafah.

"Berperan bagian kewenangan doktrin-doktrin kaitannya dengan khilafah, dia sebagai menteri pendidikan," beber Zulpan dikutip dari kumparan.com.

Dengan ditangkapnya AS, Polda Metro Jaya telah menangkap 6 orang terkait organisasi Khilafatul Muslimin. Termasuk pemimpin tertinggi, Abdul Qadir Hasan Baraja.

Sebelumnya, Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap empat anggota Khilafatul Muslimin. Penangkapan ini dilakukan dibeberapa lokasi, yakni di Bandar Lampung, Medan, dan Kota Bekasi.

Baca juga:
5 Berita Trending Pekan Ini: Nomor 3 Bikin Malu Generasi Muda

Zulpan menyebut, dari penangkapan para tersangka itu, disita sejumlah barang bukti, mulai dari selebaran-selebaran maklumat, buku-buku, hingga uang miliaran rupiah.

Bahkan, lanjut Zulpan, Khilafatul Muslimin ini telah membuat nomor induk warga atau NIW yang digunakan kelompok mereka sebagai pengganti e-KTP.

"Dan ada temuan menarik, mereka juga sudah membuat nomor induk warga atau NIW yang digunakan Khilafatul Muslimin untuk menggantikan e-KTP yang diterbitkan Pemerintah Indonesia," ungkapnya.

Sedangkan dari pantauan jatimnow.com di lokasi, ponpes yang diduga jadi tempat penangkapan sang menteri Khilafatul Muslimin tampak tertutup dengan seng.

Baca juga:
Pilihan Pembaca: Khilafatul Muslimin, Calon Jemaah Haji, Kurir Sabu

Salah satu ustaz di sana yang enggan menyebut namanya mengatakan bahwa tidak ada penangkapan yang dilakukan polisi di ponpes.

"Tidak ada yang dibawa polisi tadi. Tanyakan saja ke yang jaga pos tadi malam dan warga sekitar," ungkap pria yang mengaku dari Lampung itu.

Dia mengaku baru mengetahui kabar penangkapan tersebut ketika beberapa polisi dan TNI mendatangi ponpes dan menanyakan kebenaran itu.

"Saya tahunya dari polisi dan tentara yang tadi pagi ke sini. Saya tidak mengenal inisial AS itu. Pengasuh kami tidak ada di sini," pungkasnya.