Pixel Codejatimnow.com

Liputan Haji 2018

Dinkes Jatim: 59 Persen Jamaah Haji Kloter 1 dan 2 Beresiko Tinggi

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Farizal Tito
Prosesi pemberangkatan haji kloter pertama oleh Menteri Agama di Surabaya
Prosesi pemberangkatan haji kloter pertama oleh Menteri Agama di Surabaya

jatimnow.com - Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat lebih dari lima puluh persen Jemaah Calon Haji (JCH) kloter satu dan dua embarkasih Surabaya memiliki riwayat penyakit atau tresiko tinggi (Risti) dengan usia diatas 60 tahun.

"Dari 1.350 jamaah kloter satu dan dua yang diberangkatkan hari ini, 59,29 persen dengan usia diatas 60 tahun dan sudah masuk kategori risiko tinggi," tutur Kohar Hari Santoso Kepala Dinas Kesehatan Jatim, saat mendapingi menteri Agama RI Lukman Hakim melepas jemaah Embarkasi Surabaya Kelompok Terbang 01 (SUB 01), di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Selasa (17/07/2018).

Ia mengatakan, diketahuinya hasil persentase Risti itu setelah pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai syarat jamaah haji yanh bisa dinyatakan mampu (istitoah).

"Bisa saya sampaikan kurang lebih 59,29 persen jemaah yang sudah masuk yakni kloter satu dan dua. Resiko tinggi yang dialami mereka paling banyak itu darah tinggi dan diabet," urai Kohar.

Baca juga:
Terserang Stroke, Kepulangan Satu Jemaah Haji Asal Blitar Tertunda

Ia menjelaskan, berdasarkan evaluasi pelaksanaa  haji 2017 lalu banyak dari jemaah yang tidak istitoah atau tidak mampu dalam menunaikan ibadah haji. Sehingga sebagian besar hanya bisa terbaring di Tanah Suci dan tidak menunaikan ibadah.

"Hal ini membawa kesulitan baru dan ia berharap agar kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang kelayakan kesehatan haji dapat di dukung oleh semua pihak. Karena kebijakan tersebut sesuai dengan Syariat Islam," jelasnya.

Baca juga:
217 Jemaah Haji Kloter 30 Tiba di Probolinggo

Meski di dampingi oleh petugas haji, Mantan direktur RSU dr Soetomo Surabaya itu juga berpesan para jamaah Risti agar menjaga bisa menjaga diri secara mandiri terhadap kerentanan gangguan kesehatan yang dialami.

Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto